Panduan Lengkap & Contoh Surat Undangan Puputan Bayi yang Bikin Acara Meriah!

Table of Contents

Mengadakan syukuran atau acara kecil untuk merayakan momen penting kelahiran buah hati adalah tradisi yang kental di Indonesia. Salah satu momen penting yang sering dirayakan adalah saat tali pusar bayi puput atau lepas dari perutnya. Tradisi ini sering disebut Puputan atau Pupak Puser. Tentu saja, untuk merayakannya, kita perlu mengundang keluarga dan kerabat terdekat. Nah, di sinilah surat undangan Puputan bayi berperan penting.

Undangan ini bukan sekadar pemberitahuan, tapi juga cara berbagi kebahagiaan dan memohon doa restu untuk si kecil. Membuat undangannya pun tidak sulit, kok. Kamu bisa menyesuaikannya dengan gaya dan preferensimu, mau yang formal, kasual, atau bahkan digital.

Apa Itu Puputan Bayi?

Puputan bayi adalah tradisi yang dilakukan sebagai tanda syukur ketika tali pusar bayi sudah lepas dengan sendirinya. Biasanya, tali pusar ini akan lepas dalam waktu 5 hingga 15 hari setelah bayi lahir. Momen ini dianggap sebagai salah satu tonggak penting dalam kehidupan awal bayi, karena menandakan si kecil sudah “mandiri” secara fisik dari ibunya.

Tradisi ini dirayakan berbeda-beda di setiap daerah atau keluarga, ada yang sederhana hanya berdoa bersama keluarga inti, ada juga yang mengadakan acara syukuran dengan mengundang banyak orang. Intinya sama, yaitu bersyukur atas keselamatan ibu dan bayi serta mendoakan kebaikan untuk masa depan si buah hati.

bayi baru lahir
Image just for illustration

Kenapa Perlu Undangan Puputan?

Mengadakan acara syukuran Puputan berarti kamu ingin berbagi momen bahagia ini dengan orang-orang terdekat. Undangan menjadi cara resmi atau tidak resmi untuk memberitahukan niat baikmu tersebut. Selain itu, undangan juga berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi penting seputar acara.

Dengan undangan, tamu jadi tahu kapan, di mana, dan jam berapa acara Puputan akan diadakan. Ini membantu mereka merencanakan kehadiran. Undangan juga bisa menjadi kenangan manis bagi keluarga dan tamu undangan, lho.

Komponen Wajib Surat Undangan Puputan

Apapun gaya undangannya, ada beberapa informasi kunci yang wajib ada supaya tamu undangan nggak bingung. Komponen-komponen ini meliputi:

  • Pembukaan: Kata-kata pembuka seperti puji syukur, salam, atau sapaan hangat.
  • Tujuan Undangan: Menyatakan dengan jelas bahwa undangan ini untuk acara Puputan bayi.
  • Detail Bayi: Nama lengkap bayi (jika sudah diberi nama), tanggal lahir, dan tanggal puput tali pusar. Ini detail penting yang jadi dasar acara.
  • Detail Acara: Hari, tanggal, jam, dan alamat lengkap tempat acara diselenggarakan. Ini harus jelas supaya tamu tahu kapan dan ke mana harus datang.
  • Detail Orang Tua: Nama ayah dan ibu sebagai pengundang acara.
  • Penutup: Ungkapan terima kasih, permohonan doa restu, atau harapan kehadiran.
  • Alamat/Kontak RSVP (Opsional): Jika kamu membutuhkan konfirmasi kehadiran.

Menyusun semua komponen ini dengan rapi akan membuat undanganmu informatif dan efektif. Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh teks undangannya.

Contoh Surat Undangan Puputan Bayi: Versi Formal

Versi formal biasanya menggunakan bahasa yang lebih baku dan sopan. Cocok untuk mengundang orang yang lebih tua, tokoh masyarakat, atau jika kamu ingin acara yang terkesan khidmat.

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i [Nama Tamu, jika ingin spesifik per nama]
di Tempat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua.

Dengan ini, kami bermaksud mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian untuk bersama-sama hadir dalam acara tasyakuran kelahiran dan Puputan putra/putri pertama kami, yang insya Allah akan dilaksanakan pada:

Putra/Putri kami yang bernama:
**[Nama Lengkap Bayi]**
Lahir pada hari/tanggal: [Hari, Tanggal Lahir Bayi]
Tali pusar puput pada tanggal: [Tanggal Puput]

Acara tasyakuran insya Allah akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal: **[Hari, Tanggal Bulan Tahun Acara]**
Pukul: **[Jam Acara Dimulai] WIB**
Tempat: **[Alamat Lengkap Acara]**

Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan yang tak terhingga bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir untuk memberikan doa restu bagi putra/putri kami serta mempererat tali silaturahmi.

Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat kami,

**[Nama Lengkap Ayah]** & **[Nama Lengkap Ibu]**
Keluarga Besar [Nama Keluarga, jika relevan]

Contoh ini menggunakan sapaan dan penutup Islami, yang umum digunakan. Jika kamu non-Muslim, kamu bisa menyesuaikannya dengan sapaan umum seperti “Dengan hormat” dan penutup “Hormat kami” atau sapaan sesuai kepercayaanmu. Penggunaan kata “kami” memberikan kesan mewakili keluarga.

Paragraf pembuka menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan. Paragraf selanjutnya langsung ke inti tujuan mengundang. Detail bayi disebutkan dengan jelas, diikuti detail acara yang mencakup hari, tanggal, jam, dan lokasi. Bagian penutup berisi harapan kehadiran dan permohonan doa, ditutup dengan ucapan terima kasih dan identitas pengundang.

acara syukuran bayi
Image just for illustration

Contoh Surat Undangan Puputan Bayi: Versi Kasual

Kalau kamu ingin undangan yang terasa lebih santai, akrab, dan personal, versi kasual adalah pilihan tepat. Bahasa yang digunakan lebih ringan, seperti layaknya percakapan sehari-hari dengan teman atau keluarga dekat.

Halo semuanya! Om, Tante, Kakak, Adik, Teman-teman!

Apa kabar nih? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya.

Ada kabar gembira nih dari kami! Alhamdulillah, buah hati tercinta kami yang sudah lama dinantikan, telah lahir dengan selamat. Sekarang, si kecil juga udah melewati satu milestone penting, yaitu tali pusarnya udah puput!

Nama lengkapnya: **[Nama Lengkap Bayi]**
Lahir pada: [Tanggal Lahir Bayi]
Tali pusar puput pada: [Tanggal Puput]

Nah, sebagai wujud syukur dan ingin berbagi kebahagiaan ini, kami mau ngajak kalian semua buat datang ke acara tasyakuran sekaligus syukuran Puputan si kecil. Acaranya bakal santai aja, sekalian silaturahmi dan kenalan sama si baby.

Insya Allah, acaranya akan dilaksanakan pada:
Hari: **[Hari Acara]**
Tanggal: **[Tanggal Bulan Tahun Acara]**
Jam: **[Jam Acara Dimulai] WIB/Sore/Malam**
Tempat: **Rumah kami di [Alamat Lengkap Acara]**

Kehadiran kalian semua dan doa baiknya sangat berarti banget buat kami dan si kecil. Jangan sungkan buat datang ya!

Ditunggu kehadirannya! Terima kasih banyak.

Salam hangat,

**[Nama Panggilan Ayah]** & **[Nama Panggilan Ibu]**
(Keluarga kecil [Nama Belakang Ayah/Ibu, jika mau])

Versi kasual ini terasa lebih personal dengan sapaan yang akrab. Penggunaan kata-kata seperti “nih”, “banget”, atau sapaan “Om, Tante” membuat undangan terasa lebih dekat. Struktur informasinya mirip dengan versi formal, namun disampaikan dengan gaya bahasa yang lebih luwes.

Detail bayi dan acara tetap disampaikan dengan jelas, tapi dibungkus dalam kalimat yang lebih santai. Bagian penutupnya juga lebih ringan, hanya berisi ajakan untuk datang dan ucapan terima kasih yang akrab. Cocok banget kalau kamu ingin mengundang teman-teman sebaya atau keluarga yang memang sudah sangat dekat.

Contoh Surat Undangan Puputan Bayi: Versi Digital Singkat

Di era digital ini, undangan via pesan singkat di WhatsApp, email, atau media sosial sudah sangat umum. Formatnya biasanya lebih ringkas dan langsung ke poin.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Mohon izin menginformasikan dan mengundang,

Alhamdulillah, telah lahir putra/putri kami dan tali pusarnya telah puput pada tanggal [Tanggal Puput].

Sebagai rasa syukur, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i/Teman-teman untuk hadir dalam acara tasyakuran Puputan putra/putri kami:
**[Nama Lengkap Bayi]**

Acara insya Allah dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal: **[Hari, Tanggal Bulan Tahun Acara]**
Waktu: **[Jam Acara Dimulai] WIB**
Tempat: **[Alamat Lengkap Acara]**

Mohon doa dan restunya untuk si kecil.
Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

**[Nama Ayah]** & **[Nama Ibu]**

Versi digital singkat ini sangat efisien. Langsung ke informasi utama: syukur atas kelahiran dan puputan, nama bayi, serta detail waktu dan tempat acara. Tidak terlalu banyak basa-basi, tapi tetap sopan dan informatif. Seringkali dilengkapi dengan emoji atau banner digital yang menarik.

Kamu bisa menambahkan link Google Maps untuk alamat tempat acara di undangan digitalmu agar tamu lebih mudah menemukan lokasi. Ini sangat membantu lho, apalagi kalau tamunya banyak yang belum pernah ke rumahmu.

undangan bayi
Image just for illustration

Tips Menulis Undangan Puputan yang Berkesan

Selain format dan teks, ada beberapa tips nih supaya undangan Puputanmu lebih berkesan dan efektif:

Perhatikan Bahasa

Sesuaikan bahasa dengan siapa kamu mengundang. Untuk keluarga besar atau tokoh yang dihormati, gunakan bahasa yang lebih formal. Untuk teman dekat, pakai bahasa yang lebih santai. Konsistensi gaya bahasa penting agar tidak terkesan canggung.

Cantumkan Detail Penting

Pastikan semua informasi krusial ada dan jelas: nama bayi, tanggal lahir, tanggal puput, hari, tanggal, jam, dan alamat acara. Cek kembali ejaan nama dan alamat supaya tidak ada kesalahan. Salah tanggal atau alamat bisa bikin tamu nyasar atau ketinggalan acara!

Sesuaikan Desain

Jika kamu membuat undangan fisik atau digital dengan desain, sesuaikan desainnya dengan tema atau warna favoritmu. Tambahkan foto bayi (jika nyaman) bisa membuat undangan jadi lebih personal dan menggemaskan. Desain yang menarik akan membuat orang lebih antusias untuk datang.

undangan syukuran bayi
Image just for illustration

Fakta Menarik Seputar Tradisi Puputan

Tradisi Puputan punya akar yang dalam di budaya Nusantara, khususnya di Jawa dan Bali. Meskipun namanya sama-sama Puputan, pelaksanaannya bisa berbeda di tiap daerah lho.

Di beberapa daerah, acara ini nggak hanya sekadar syukuran lepas tali pusar, tapi juga bisa digabung dengan upacara adat lainnya. Misalnya, di Bali, ada upacara Kepus Pungsed yang serupa dengan Puputan. Ada ritual khusus seperti meletakkan tali pusar yang sudah kering ke dalam wadah tertentu, disertai doa dan harapan baik.

Secara medis, tali pusar yang lepas menunjukkan bahwa proses penyembuhan di area perut bayi berjalan lancar. Jadi, perayaan ini juga bisa dimaknai sebagai rasa syukur atas kesehatan bayi.

Makna di Balik Tradisi Puputan

Tradisi Puputan lebih dari sekadar pesta kecil. Ada banyak makna filosofis di baliknya:

  • Rasa Syukur: Bersyukur atas kelahiran bayi yang selamat, kesehatan ibu dan bayi, serta berkah yang diberikan Tuhan.
  • Doa dan Harapan: Mendoakan si kecil agar tumbuh sehat, menjadi anak yang saleh/salehah atau baik, berbakti, dan memiliki masa depan yang cerah. Kehadiran tamu juga diharapkan membawa doa dan restu untuk bayi.
  • Penanda Transisi: Momen puput tali pusar secara simbolis menandakan bayi sudah terpisah sempurna dari ibunya secara biologis, siap menjalani kehidupan sebagai individu.
  • Mempererat Silaturahmi: Acara Puputan menjadi ajang berkumpulnya keluarga besar dan kerabat, mempererat tali persaudaraan.

Makna-makna inilah yang membuat tradisi Puputan terus dipertahankan oleh sebagian masyarakat. Ini adalah cara untuk menyambut kehadiran anggota keluarga baru dengan penuh cinta dan harapan.

Persiapan Lain untuk Acara Puputan

Selain undangan, ada beberapa hal lain yang perlu kamu siapkan untuk acara Puputan, terutama jika kamu mengundang banyak orang:

  • Daftar Tamu: Tentukan siapa saja yang ingin diundang. Sesuaikan jumlah tamu dengan kapasitas tempat dan budget.
  • Menu Makanan: Siapkan hidangan untuk para tamu. Bisa prasmanan, nasi kotak, atau sekadar camilan dan minuman. Pilih menu yang disukai banyak orang.
  • Dekorasi Sederhana: Nggak perlu mewah, dekorasi balon atau bunga sederhana bisa membuat suasana lebih meriah.
  • Souvenir (Opsional): Jika budget memungkinkan, kamu bisa menyiapkan souvenir kecil sebagai kenang-kenangan untuk tamu.
  • Susunan Acara: Tentukan apakah ada acara khusus seperti doa bersama, pembacaan barzanji (jika Muslim), atau hanya sekadar makan dan ramah tamah.
  • Kondisi Bayi: Pastikan bayi dalam kondisi sehat dan nyaman selama acara. Siapkan tempat istirahat khusus untuk bayi jika diperlukan.

Mempersiapkan semua ini dengan matang akan membuat acara berjalan lancar dan kamu sebagai tuan rumah tidak terlalu kerepotan.

Mengirim Undangan: Kapan dan Bagaimana?

Idealnya, undangan Puputan dikirim beberapa hari sebelum acara, sekitar 3-7 hari sebelumnya sudah cukup. Mengingat waktu puput tali pusar bayi seringkali tidak bisa diprediksi jauh-jauh hari, undangan Puputan memang seringkali mendadak.

Untuk undangan fisik, pastikan diantar langsung atau dikirim via pos/kurir. Untuk undangan digital, bisa langsung dikirim via WhatsApp broadcast, grup keluarga, atau email. Jangan lupa konfirmasi apakah undangan digitalnya sudah diterima.

Memberikan informasi kontak untuk RSVP juga penting, terutama jika kamu perlu menghitung jumlah porsi makanan atau tempat duduk.

Variasi Tradisi Puputan

Penting untuk dicatat bahwa tradisi Puputan ini sangat bervariasi. Ada yang mengadakan acara besar, ada yang hanya potong tumpeng kecil dan doa bersama keluarga inti, ada juga yang menggabungkannya dengan acara Aqiqah. Semua kembali lagi pada keyakinan, adat istiadat keluarga, dan kemampuan masing-masing. Inti dari perayaan ini adalah rasa syukur dan doa baik untuk si kecil.

Nggak ada aturan baku harus seperti apa. Yang terpenting adalah niat baik dan kebahagiaan dalam menyambut anggota keluarga baru. Undangan yang kamu buat adalah cerminan dari bagaimana kamu ingin merayakan momen spesial ini.


Membuat surat undangan Puputan bayi adalah salah satu langkah awal dalam merayakan momen penting bagi si kecil dan keluarga. Pilihlah format dan gaya bahasa yang paling sesuai denganmu. Yang terpenting, pastikan semua informasi penting tersampaikan dengan jelas. Dengan begitu, keluarga dan kerabat bisa turut berbahagia dan mendoakan yang terbaik untuk buah hatimu.

Bagaimana pengalamanmu membuat atau menerima undangan Puputan bayi? Ada tips lain yang ingin kamu bagikan? Yuk, cerita di kolom komentar!

Posting Komentar