Panduan Lengkap Contoh Surat Laporan Wawancara: Bikin Penilaian Makin Oke

Table of Contents

Wawancara adalah salah satu metode paling ampuh untuk menggali informasi langsung dari narasumber. Entah itu untuk keperluan tugas sekolah, penelitian, jurnalistik, atau bahkan rekrutmen kerja, hasil wawancara seringkali perlu didokumentasikan. Nah, dokumentasi ini biasanya dituangkan dalam bentuk laporan wawancara. Laporan ini bukan cuma catatan mentah, tapi ringkasan terstruktur yang memudahkan pembaca memahami inti dari percakapan yang terjadi.

Laporan wawancara punya banyak fungsi penting. Bagi pelajar atau peneliti, laporan ini jadi bukti bahwa wawancara memang dilakukan dan jadi dasar untuk analisis lebih lanjut. Di dunia kerja, laporan wawancara kerja (meskipun formatnya beda dengan laporan hasil wawancara narasumber) membantu tim rekrutmen membuat keputusan. Intinya, laporan ini memastikan informasi dari wawancara terekam dengan baik dan bisa diakses kembali kapanpun dibutuhkan.

Contoh Surat Laporan Wawancara
Image just for illustration

Surat laporan wawancara ini bentuknya bisa formal atau semi-formal, tergantung tujuan dan kepada siapa laporan itu ditujukan. Kalau untuk tugas kuliah, mungkin cukup semi-formal. Tapi kalau untuk laporan ke atasan atau publikasi, formatnya bisa lebih formal. Yang penting, strukturnya jelas dan isinya mudah dipahami.

Apa Itu Surat Laporan Wawancara?

Secara sederhana, surat laporan wawancara adalah dokumen tertulis yang merangkum hasil dari sebuah proses wawancara. Dokumen ini mencatat detail penting seperti siapa yang diwawancarai, siapa pewawancaranya, kapan dan di mana wawancara berlangsung, serta inti dari tanya jawab yang terjadi. Tujuannya adalah memberikan gambaran lengkap dan objektif tentang wawancara tersebut kepada pihak yang membutuhkan.

Laporan ini berbeda dengan transkrip wawancara lho. Kalau transkrip itu catatan kata per kata dari seluruh percakapan, laporan wawancara lebih fokus pada poin-poin penting, ringkasan jawaban, dan mungkin observasi selama wawancara. Jadi, laporan ini sudah melewati proses penyaringan dan perangkuman informasi. Struktur laporan yang baik akan sangat membantu pembaca dalam mencerna informasi penting tanpa harus membaca seluruh transkrip yang panjang.

Pembuatan laporan ini juga melatih kemampuan kamu dalam merangkum dan menyusun informasi secara logis. Ini skill yang sangat berguna, tidak hanya untuk keperluan wawancara tapi juga dalam banyak aspek kehidupan profesional maupun akademis. Jadi, jangan remehkan proses membuat laporan wawancara ya!

Mengapa Laporan Wawancara Itu Penting?

Pernahkah kamu melakukan wawancara panjang tapi lupa detail pentingnya beberapa hari kemudian? Nah, di sinilah pentingnya laporan wawancara. Laporan ini berfungsi sebagai catatan permanen dari percakapan yang telah dilakukan. Ini sangat krusial, terutama jika informasi dari wawancara akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau penulisan sesuatu.

Selain sebagai catatan, laporan wawancara juga membantu dalam analisis. Dengan melihat ringkasan jawaban dan observasi, kamu bisa lebih mudah mengidentifikasi pola, tema, atau kutipan penting yang relevan dengan tujuan wawancara. Ini mempercepat proses sintesis informasi dan penarikan kesimpulan. Bayangkan kalau kamu harus mendengarkan ulang rekaman atau membaca transkrip lengkap berjam-jam, pasti makan waktu banget kan?

Laporan wawancara juga meningkatkan kredibilitas pekerjaan kamu. Saat kamu menyertakan laporan wawancara sebagai lampiran atau bagian dari tugas/proyek, itu menunjukkan bahwa kamu telah melakukan proses pengumpulan data yang cermat dan terstruktur. Ini memberikan bukti konkret atas informasi yang kamu sajikan, bukan sekadar klaim tanpa dasar. Jadi, laporan ini juga berfungsi sebagai bentuk akuntabilitas.

Struktur Penting dalam Laporan Wawancara

Struktur laporan wawancara bisa bervariasi, tapi ada beberapa elemen kunci yang biasanya selalu ada. Memahami struktur ini akan memudahkan kamu saat menyusun laporan. Ini ibarat kerangka rumah, tanpa kerangka yang kuat, bangunan tidak akan berdiri kokoh.

Mari kita bedah satu per satu elemen penting dalam struktur laporan wawancara. Setiap bagian punya fungsi spesifik yang berkontribusi pada kelengkapan dan kejelasan laporan secara keseluruhan. Memastikan semua elemen ini tercakup akan membuat laporan kamu informatif dan profesional.

Header/Kop Surat (Jika Formal)

Kalau laporan ini ditujukan secara formal ke lembaga atau atasan, biasanya dimulai dengan kop surat instansi atau perusahaan. Kop surat ini berisi nama dan alamat lengkap instansi. Jika laporan ini untuk keperluan pribadi atau tugas kampus yang tidak terlalu formal, bagian ini bisa dilewati atau diganti dengan informasi dasar seperti judul laporan.

Di bawah kop surat atau di awal dokumen, biasanya ada judul laporan yang jelas, misalnya “Laporan Hasil Wawancara”. Kemudian disertakan nomor laporan (jika ada sistem penomoran), tanggal pembuatan laporan, dan kepada siapa laporan itu ditujukan (Yth. Bapak/Ibu/Dst.). Ini penting agar laporan teradministrasi dengan baik.

Detail Wawancara

Bagian ini berisi informasi esensial tentang wawancara itu sendiri. Data-data di sini harus akurat karena menjadi identifikasi utama dari laporan tersebut. Informasi ini membantu pembaca mengetahui konteks dari data yang disajikan dalam laporan.

Nama Narasumber

Sebutkan nama lengkap narasumber, jabatannya (jika relevan), dan instansi/organisasi tempat beliau bernaung. Ini penting untuk memberikan kredibilitas pada informasi yang didapat. Pastikan nama dan gelar ditulis dengan benar.

Nama Pewawancara

Sebutkan nama lengkap kamu sebagai pewawancara dan mungkin juga rekan tim jika wawancara dilakukan bersama. Cantumkan juga identitas kamu (misalnya, mahasiswa jurusan X, peneliti, wartawan dari media Y). Ini menunjukkan siapa yang bertanggung jawab atas laporan ini.

Tanggal, Waktu, dan Lokasi Wawancara

Informasi ini sangat penting untuk menunjukkan kapan dan di mana wawancara itu terjadi. Tanggal dan waktu membantu memberikan konteks temporal, sedangkan lokasi memberikan konteks geografis. Pastikan mencatatnya dengan detail.

Tujuan Wawancara

Jelaskan secara singkat mengapa wawancara ini dilakukan. Apa yang ingin dicari tahu atau dikonfirmasi dari narasumber? Menyebutkan tujuan akan membantu pembaca memahami relevansi informasi yang disajikan dalam laporan.

Ringkasan Tanya Jawab

Ini adalah inti dari laporan wawancara. Di bagian ini, kamu tidak perlu menuliskan setiap pertanyaan dan jawaban secara kata per kata (kecuali ada kebutuhan spesifik), tapi merangkum poin-poin utama dari percakapan. Kamu bisa mengorganisir ringkasan ini berdasarkan tema atau urutan pertanyaan.

Usahakan ringkasan ini objektif dan mencerminkan apa yang dikatakan oleh narasumber, bukan interpretasi pribadi kamu yang berlebihan. Jika ada kutipan penting, cantumkan kutipan tersebut dengan jelas (misalnya, dalam tanda kutip). Gunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

Observasi Selama Wawancara (Opsional tapi Berguna)

Bagian ini bisa berisi catatan kamu mengenai suasana wawancara, sikap narasumber, atau hal-hal non-verbal lain yang mungkin relevan. Misalnya, narasumber terlihat sangat antusias saat membahas topik tertentu, atau ada gangguan teknis selama wawancara. Observasi ini bisa memberikan konteks tambahan terhadap jawaban yang diberikan.

Namun, pastikan observasi ini bersifat objektif dan relevan dengan tujuan wawancara. Hindari penilaian pribadi yang tidak profesional. Catatan ini berguna terutama jika kamu melakukan wawancara untuk keperluan penelitian kualitatif atau jurnalistik di mana konteks dan detail kecil bisa jadi penting.

Kesimpulan atau Rangkuman

Di bagian akhir laporan, berikan kesimpulan atau rangkuman singkat dari seluruh hasil wawancara. Apa saja poin-poin terpenting yang berhasil didapat? Apakah tujuan wawancara tercapai? Bagian ini membantu pembaca mendapatkan gambaran akhir tanpa harus membaca detail ringkasan tanya jawab.

Kesimpulan ini harus didasarkan pada data yang disajikan dalam laporan. Hindari memasukkan informasi baru yang tidak dibahas dalam wawancara. Bagian ini berfungsi sebagai penutup yang merangkum temuan utama dari proses wawancara.

Lampiran (Jika Ada)

Jika ada dokumen pendukung seperti daftar pertanyaan, rekaman wawancara (dalam bentuk link atau transkrip lengkap), atau foto-foto selama wawancara, kamu bisa menyebutkannya di bagian lampiran. Lampiran ini memberikan bukti tambahan dan memungkinkan pembaca untuk mengecek detail jika diperlukan.

Mencantumkan lampiran juga menunjukkan bahwa kamu telah mempersiapkan wawancara dengan baik dan mendokumentasikannya secara lengkap. Pastikan lampiran yang disebutkan memang benar-benar disertakan atau mudah diakses oleh pembaca laporan.

Penutup dan Tanda Tangan

Akhiri laporan dengan kalimat penutup yang sopan, seperti ucapan terima kasih. Kemudian, cantumkan nama lengkap kamu dan tanda tangan sebagai pertanggungjawaban atas isi laporan tersebut. Tanggal pembuatan laporan juga bisa dicantumkan kembali di bagian ini.

Bagian tanda tangan ini mengesahkan bahwa laporan tersebut dibuat oleh kamu dan isinya sesuai dengan yang kamu catat selama dan setelah wawancara. Ini adalah formalitas penting dalam sebuah dokumen resmi atau semi-resmi.

Tips Menulis Laporan Wawancara yang Baik

Menulis laporan yang baik bukan cuma soal mengisi struktur yang ada. Ada beberapa tips yang bisa membantu laporan kamu lebih informatif, jelas, dan profesional. Menguasai tips ini akan membuat hasil kerjamu lebih dihargai.

  • Segera Buat Laporan Setelah Wawancara: Jangan menunda! Memori kita cepat pudar. Segera setelah wawancara selesai, luangkan waktu untuk menulis laporan saat detailnya masih segar di ingatan. Ini meminimalkan risiko lupa atau salah menafsirkan informasi.
  • Gunakan Bahasa yang Jelas dan Ringkas: Hindari kalimat yang bertele-tele. Langsung ke pokok masalah saat merangkum jawaban. Gunakan kosakata yang mudah dipahami oleh target pembaca laporan kamu.
  • Jaga Objektivitas: Sampaikan apa yang dikatakan narasumber apa adanya. Hindari menambahkan opini pribadi kamu atau mengubah makna dari jawaban narasumber. Laporan yang objektif lebih kredibel.
  • Perhatikan Ejaan dan Tata Bahasa: Laporan dengan banyak kesalahan penulisan terlihat tidak profesional. Lakukan proofreading dengan teliti sebelum menyerahkan laporan. Jika perlu, minta teman untuk membacanya.
  • Gunakan Bullet Point atau Nomor: Untuk merangkum tanya jawab atau poin-poin penting, menggunakan bullet point atau penomoran bisa membuat laporan lebih mudah dibaca dan dicerna. Ini memecah teks panjang menjadi bagian-bagian yang lebih pendek.
  • Fokus pada Poin Relevan: Tidak semua yang dikatakan narasumber perlu masuk laporan. Pilih informasi yang paling relevan dengan tujuan wawancara kamu. Ini membuat laporan lebih fokus dan tidak mubazir informasinya.

Pentingnya Laporan Wawancara
Image just for illustration

Menulis laporan wawancara yang efektif adalah keterampilan yang bisa diasah. Semakin sering kamu berlatih, semakin baik kemampuanmu dalam merangkum, menyusun, dan menyajikan informasi penting dari sebuah percakapan.

Contoh Struktur Laporan dalam Bentuk Tabel

Untuk mempermudah visualisasi struktur laporan wawancara, mari kita lihat dalam format tabel sederhana. Ini bisa jadi panduan cepat saat kamu mulai menyusun laporanmu.

Bagian Laporan Isi Keterangan
Header/Kop Surat Nama Instansi, Alamat, Judul Laporan, Nomor Laporan (opsional) Identitas lembaga/organisasi pembuat laporan
Kepada Yth. Nama dan Jabatan Penerima Laporan Kepada siapa laporan ini ditujukan
Perihal Laporan Hasil Wawancara Judul singkat laporan
Detail Wawancara Informasi dasar wawancara
- Narasumber Nama, Jabatan, Instansi Narasumber Siapa yang diwawancarai
- Pewawancara Nama Pewawancara, Identitas Siapa yang melakukan wawancara
- Tanggal, Waktu, Lokasi Kapan dan Di mana wawancara dilakukan Konteks waktu dan tempat
- Tujuan Wawancara Alasan/objektif dilakukannya wawancara Mengapa wawancara ini perlu
Ringkasan Tanya Jawab Rangkuman pertanyaan dan jawaban narasumber (per poin/tema) Inti informasi dari wawancara
Observasi (Opsional) Catatan mengenai suasana, sikap narasumber, dll. Konteks tambahan wawancara
Kesimpulan Rangkuman singkat poin-poin utama hasil wawancara Intisari temuan wawancara
Lampiran (Jika Ada) Daftar dokumen pendukung (daftar pertanyaan, transkrip, foto, dll.) Bukti pendukung atau detail tambahan
Penutup Kalimat penutup, Tanggal pembuatan laporan Mengakhiri laporan
Tanda Tangan Nama Lengkap dan Tanda Tangan Pewawancara Pengesahan laporan oleh pembuat

Tabel ini memberikan gambaran umum yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan spesifik laporanmu. Ingat, fleksibilitas dalam format itu mungkin, asalkan semua informasi penting tercakup.

Contoh Surat Laporan Wawancara Sederhana

Oke, sekarang kita sampai pada bagian yang paling ditunggu: contoh surat laporan wawancara. Contoh ini adalah format umum yang bisa kamu adaptasi. Mari kita asumsikan ini adalah laporan untuk tugas kuliah tentang “Pentingnya Daur Ulang Sampah” dengan mewawancarai seorang pegiat lingkungan.

[KOP SURAT – Jika ada. Kalau tidak, bisa langsung Judul]

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Nomor: [Nomor Laporan, opsional, contoh: LHW/Prodi-X/XI/2023/001]
Tanggal: 22 November 2023

Kepada Yth.
Bapak/Ibu [Nama Dosen Pembimbing/Pihak Terkait]
[Jabatan Beliau, jika relevan]
[Nama Institusi/Universitas]

Perihal: Laporan Hasil Wawancara dengan Pegiat Lingkungan

Dengan hormat,

Bersamaan dengan ini, saya/kami yang bertanda tangan di bawah ini, melaporkan hasil wawancara yang telah dilakukan dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah [Nama Mata Kuliah] mengenai [Topik Wawancara, contoh: Pentingnya Daur Ulang Sampah bagi Lingkungan].

Berikut adalah detail pelaksanaan wawancara tersebut:

1. Narasumber:
* Nama Lengkap: Bapak [Nama Narasumber]
* Jabatan/Profesi: Pegiat Lingkungan / Pendiri Komunitas [Nama Komunitas]
* Instansi/Organisasi: Komunitas [Nama Komunitas]

2. Pewawancara:
* Nama Lengkap: [Nama Lengkap Anda]
* Identitas: Mahasiswa/i Program Studi [Nama Prodi]
* Universitas: [Nama Universitas]
* Tim Pewawancara (jika ada): [Nama Anggota Tim Lain]

3. Pelaksanaan Wawancara:
* Tanggal: 20 November 2023
* Waktu: Pukul 10:00 - 11:30 WIB
* Lokasi: [Lokasi Wawancara, contoh: Sekretariat Komunitas / Via Zoom Meeting]

4. Tujuan Wawancara:
Untuk menggali informasi mendalam mengenai [contoh: praktik daur ulang sampah, tantangan dan solusi dalam pengelolaan sampah di masyarakat, serta peran aktif komunitas lingkungan].

5. Ringkasan Hasil Wawancara:

Dalam wawancara ini, Bapak [Nama Narasumber] menjelaskan beberapa poin penting terkait [Topik Wawancara]. Beliau menekankan bahwa [Sebutkan poin utama 1, contoh: daur ulang bukan hanya tentang memilah sampah, tetapi juga mengubah gaya hidup konsumtif].

Lebih lanjut, beliau memaparkan mengenai [Sebutkan poin utama 2, contoh: tantangan terbesar dalam implementasi daur ulang di masyarakat adalah minimnya kesadaran dan infrastruktur yang belum memadai]. Solusi yang ditawarkan antara lain [Sebutkan poin utama 3, contoh: edukasi berkelanjutan sejak dini dan kerja sama lintas sektoral antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat].

Beliau juga berbagi pengalaman mengenai [Sebutkan poin utama 4, contoh: kegiatan nyata yang dilakukan komunitasnya, seperti bank sampah dan pelatihan pembuatan kompos, yang telah memberikan dampak positif]. Menurut beliau, ” [Cantumkan kutipan menarik dari narasumber jika ada, contoh: Perubahan besar dimulai dari langkah kecil di rumah kita masing-masing] “.

[Tambahkan poin-poin ringkasan lain yang relevan, susun per tema atau per pertanyaan penting yang diajukan. Usahakan padat namun informatif].

6. Observasi Selama Wawancara:

Wawancara berjalan lancar dalam suasana yang ramah dan terbuka. Bapak [Nama Narasumber] terlihat sangat bersemangat dalam berbagi pengalamannya dan memberikan jawaban yang komprehensif terhadap setiap pertanyaan. Beliau juga menunjukkan beberapa produk hasil daur ulang yang dibuat oleh anggota komunitas.

7. Kesimpulan:

Dari wawancara dengan Bapak [Nama Narasumber], dapat disimpulkan bahwa [contoh: upaya daur ulang sampah memerlukan komitmen dari berbagai pihak dan edukasi yang konsisten. Komunitas memegang peran penting sebagai penggerak di masyarakat, namun dukungan kebijakan dan infrastruktur dari pemerintah juga sangat krusial untuk keberhasilan jangka panjang].

8. Lampiran:

  • Daftar Pertanyaan Wawancara
  • Transkrip Wawancara (jika ada)
  • Dokumentasi Foto Wawancara (jika ada)
  • [Lampiran lain yang relevan]

Demikian laporan hasil wawancara ini kami sampaikan. Atas perhatian dan bimbingan Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat kami,

[Tanda Tangan Anda]

[Nama Lengkap Anda]
[NIM Anda]

[Nama Anggota Tim Lain (jika ada)]
[NIM Anggota Tim Lain]

Struktur Laporan Wawancara
Image just for illustration

Contoh di atas adalah format yang bisa kamu gunakan sebagai template. Sesuaikan isinya dengan hasil wawancara kamu sebenarnya ya. Ingat, kejujuran dalam melaporkan hasil wawancara itu penting.

Variasi Format Laporan Wawancara

Perlu diingat, format laporan wawancara ini bisa bervariasi tergantung konteks dan tujuannya. Laporan wawancara untuk tugas sekolah mungkin tidak seformal laporan wawancara kerja atau laporan untuk penelitian yang dipublikasikan.

Misalnya, laporan wawancara kerja (candidate interview summary) biasanya lebih fokus pada evaluasi kandidat, kemampuan, pengalaman, dan fit dengan budaya perusahaan. Formatnya cenderung berupa formulir atau template standar perusahaan. Sedangkan laporan wawancara jurnalistik bisa lebih naratif dan fokus pada kutipan langsung serta angle berita.

Jadi, sebelum membuat laporan, pastikan kamu tahu untuk siapa laporan ini dibuat dan apa yang diharapkan dari laporan tersebut. Ini akan sangat membantu dalam menentukan format dan detail yang perlu dimasukkan. Jangan ragu bertanya kepada pihak yang meminta laporan jika ada keraguan mengenai formatnya.

Kesalahan Umum Saat Membuat Laporan Wawancara

Ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat menyusun laporan wawancara. Menghindari kesalahan ini akan membuat laporan kamu lebih efektif.

  • Terlalu Singkat atau Terlalu Panjang: Laporan yang terlalu singkat mungkin tidak mencakup informasi penting. Sebaliknya, laporan yang terlalu panjang dan bertele-tele membuat pembaca bosan dan sulit menemukan inti. Temukan keseimbangan yang pas.
  • Tidak Objektif: Memasukkan opini pribadi atau bias dalam ringkasan hasil wawancara. Ingat, laporan harus merefleksikan apa yang dikatakan narasumber, bukan apa yang kamu pikirkan.
  • Detail Wawancara Tidak Lengkap: Lupa mencantumkan tanggal, lokasi, atau nama lengkap narasumber/pewawancara. Detail kecil ini sangat penting untuk validitas laporan.
  • Ringkasan Tidak Terstruktur: Rangkuman hasil wawancara melompat-lompat dari satu topik ke topik lain tanpa alur yang jelas. Susun ringkasan secara logis, bisa per pertanyaan atau per tema pembahasan.
  • Salah Menulis Nama atau Jabatan: Kesalahan penulisan nama atau jabatan narasumber bisa dianggap tidak sopan dan mengurangi kredibilitas laporan. Selalu cek ulang ejaan nama dan jabatan.
  • Mengandalkan Ingatan Tanpa Catatan: Mencoba menulis laporan berdasarkan ingatan saja, apalagi setelah beberapa hari, sangat riskan. Gunakan catatan saat wawancara (atau rekaman) sebagai sumber utama saat menyusun laporan.

Dengan mewaspadai kesalahan-kesalahan ini, kamu bisa menghasilkan laporan wawancara yang lebih akurat dan profesional. Laporan yang baik mencerminkan skill dan ketelitian pembuatnya.

Fakta Menarik Seputar Wawancara dan Pelaporannya

Tahukah kamu? Praktik wawancara sebagai metode pengumpulan informasi sudah ada sejak lama. Di bidang jurnalistik, wawancara menjadi tulang punggung dalam mencari berita. Bahkan dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam (indepth interview) adalah metode utama untuk memahami perspektif dan pengalaman individu.

Fakta menarik: Beberapa jurnalis investigatif terkenal bisa menghabiskan berjam-jam untuk satu wawancara mendalam demi mendapatkan informasi yang krusial. Laporan wawancara mereka kemudian menjadi dasar untuk artikel berita yang eksposif.

Di dunia akademis, analisis laporan wawancara seringkali menggunakan metode analisis tematik. Pewawancara atau peneliti mencari tema-tema berulang atau konsep kunci yang muncul dari jawaban narasumber. Ini membantu dalam menarik kesimpulan yang lebih mendalam dan valid.

Membuat laporan wawancara sebenarnya adalah bentuk awal dari analisis data. Kamu sudah melakukan penyaringan, pengorganisasian, dan perangkuman data yang kamu dapatkan. Jadi, ini bukan sekadar tugas administrasi, tapi bagian dari proses penelitian atau pengumpulan informasi itu sendiri.

Alur Wawancara dan Laporan
Image just for illustration

Dalam rekrutmen, laporan wawancara kerja (sering disebut interview assessment form atau scorecard) sangat mempengaruhi keputusan penerimaan kandidat. Rekruter mencatat jawaban kandidat terhadap pertanyaan perilaku dan teknis, serta observasi non-verbal mereka. Laporan ini kemudian dibandingkan dengan kandidat lain untuk memilih yang paling sesuai.

Jadi, bisa dilihat bahwa laporan wawancara, dalam berbagai bentuknya, memegang peran yang vital di berbagai bidang. Kemampuan membuat laporan yang baik adalah investasi skill yang sangat berguna.

Semoga panduan dan contoh surat laporan wawancara ini bermanfaat ya! Dengan memahami struktur dan tipsnya, kamu bisa membuat laporan yang jelas, lengkap, dan informatif.

Punya pengalaman membuat laporan wawancara? Atau mungkin ada pertanyaan seputar format laporan? Yuk, berbagi pengalaman atau pertanyaan kamu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar