Panduan Lengkap Contoh Surat Dinas Bahasa Cirebon: Mudah Dipahami & Praktis!
Surat dinas merupakan salah satu alat komunikasi resmi yang vital dalam dunia birokrasi, baik di pemerintahan maupun organisasi formal lainnya. Fungsinya sangat beragam, mulai dari pemberitahuan, undangan, permohonan, hingga penetapan kebijakan. Biasanya, surat dinas ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan sesuai kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Namun, di daerah-daerah dengan kekayaan budaya dan bahasa lokal yang kuat, penggunaan bahasa daerah dalam konteks tertentu, termasuk dalam komunikasi resmi internal atau yang melibatkan masyarakat setempat, bisa menjadi praktik yang ditemui. Salah satunya adalah di Cirebon, Jawa Barat, di mana Bahasa Cirebon masih banyak digunakan oleh masyarakatnya.
Penggunaan Bahasa Cirebon dalam surat dinas tentu memiliki konteks spesifik. Ini biasanya terjadi di tingkat pemerintahan paling bawah seperti kelurahan atau desa, atau mungkin dalam komunikasi internal antar unit kerja di lingkungan pemerintahan daerah yang sangat kental dengan nuansa lokal. Tujuannya bisa bermacam-macam, mulai dari melestarikan bahasa daerah, memudahkan pemahaman bagi pihak yang kurang fasih berbahasa Indonesia formal, hingga sebagai simbol kedekatan antara pemerintah dengan rakyatnya. Menggabungkan formalitas surat dinas dengan keunikan Bahasa Cirebon menciptakan bentuk komunikasi yang khas.
Meskipun tidak seumum surat dinas berbahasa Indonesia, memahami struktur dan cara menyusun surat dinas yang mengadopsi Bahasa Cirebon tetap relevan, terutama bagi mereka yang berkecimpung di lingkungan pemerintahan atau organisasi di wilayah Cirebon. Penting untuk diingat bahwa formalitas surat dinas tetap harus dijaga, meskipun medium bahasanya adalah Bahasa Cirebon. Ini berarti pemilihan kata, susunan kalimat, dan format surat harus tetap mencerminkan sifat resmi dari dokumen tersebut.
## Apa Itu Surat Dinas?
Secara umum, surat dinas adalah surat yang dikeluarkan oleh instansi resmi, baik pemerintah maupun swasta, untuk keperluan dinas atau pekerjaan. Surat ini bersifat formal dan mengikat. Karakteristik utamanya meliputi penggunaan kop surat resmi, nomor surat, tanggal, lampiran (jika ada), perihal, alamat tujuan yang jelas, isi surat yang lugas dan padat, serta ditandatangani oleh pejabat yang berwenang lengkap dengan stempel instansi.
Tujuan dari surat dinas sangat beragam, bisa untuk mengundang rapat, memberitahukan hasil keputusan, memberikan instruksi, melakukan permohonan bantuan, menyampaikan laporan, dan lain sebagainya. Karena sifatnya yang resmi, surat dinas menjadi bukti tertulis yang sah atas suatu kegiatan, keputusan, atau komunikasi antar instansi atau antara instansi dengan pihak lain. Keakuratan dan kejelasan dalam penulisannya sangat penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Dalam konteks lokal seperti Cirebon, surat dinas bisa menjadi jembatan komunikasi antara aparat pemerintah di tingkat paling bawah dengan warganya, atau antarlembaga lokal yang sama-sama berakar di budaya Cirebon. Ini menunjukkan bahwa surat dinas, meskipun formal, bisa menyesuaikan diri dengan konteks linguistik dan budaya setempat demi efektivitas komunikasi.
Image just for illustration
## Kenapa Bahasa Cirebon Digunakan dalam Surat Dinas?
Penggunaan bahasa daerah dalam surat dinas mungkin terdengar tidak biasa bagi sebagian orang yang terbiasa dengan birokrasi berbahasa Indonesia baku. Namun, di Cirebon, praktik ini bisa dilatarbelakangi beberapa alasan kuat. Pertama, sebagai upaya pelestarian dan pengakuan terhadap Bahasa Cirebon sebagai identitas budaya yang penting di wilayah tersebut. Pemerintah daerah memiliki peran dalam menjaga kelestarian budaya lokal, termasuk bahasanya.
Kedua, di tingkat desa atau kelurahan, penggunaan Bahasa Cirebon dalam surat-surat tertentu bisa meningkatkan pemahaman masyarakat. Tidak semua warga, terutama generasi tua di pedesaan, fasih atau nyaman dengan ragam Bahasa Indonesia yang sangat formal. Surat dinas yang menggunakan Bahasa Cirebon diharapkan lebih mudah dicerna dan dipahami maksudnya oleh penerima, sehingga pesan yang disampaikan lebih efektif. Ini menciptakan rasa kedekatan dan keberpihakan pemerintah pada bahasa ibu warganya.
Ketiga, dalam konteks komunikasi internal antarlembaga lokal yang seluruh personelnya merupakan penutur Bahasa Cirebon, penggunaan bahasa ini bisa menjadi pilihan yang lebih natural dan efisien. Tentu saja, ini biasanya terbatas pada jenis surat tertentu yang tidak bersifat eksternal dan sangat formal ke luar wilayah Cirebon atau ke instansi pusat. Kebijakan penggunaan bahasa ini bisa jadi merupakan inisiatif lokal atau bahkan diatur dalam peraturan daerah yang mendorong penggunaan bahasa dan aksara daerah.
## Struktur Umum Surat Dinas
Setiap surat dinas, di manapun diterbitkan dan dalam bahasa apapun isinya, memiliki struktur standar yang baku. Struktur ini memastikan semua informasi penting tercakup dan tersusun secara logis. Bagian-bagian utama dari surat dinas meliputi:
Bagian Surat Dinas | Penjelasan Umum |
---|---|
Kop Surat (Kepala Surat) | Nama dan alamat instansi, logo, nomor telepon, email, dan lain-lain. |
Nomor Surat | Kode unik surat yang menunjukkan urutan, tahun, dan kode instansi. |
Lampiran | Keterangan jumlah dokumen lain yang disertakan bersama surat utama. |
Perihal | Inti atau pokok permasalahan yang dibahas dalam surat (judul singkat). |
Tanggal Surat | Tanggal surat dibuat. |
Alamat Tujuan | Nama, jabatan, dan alamat lengkap pihak yang dituju. |
Salam Pembuka | Sapaan formal kepada penerima (misalnya, Dengan hormat, Assalamu’alaikum). |
Isi Surat | Bagian utama yang menjelaskan maksud dan tujuan surat secara rinci. |
Salam Penutup | Ungkapan penutup yang sopan (misalnya, Hormat kami, Wassalamu’alaikum). |
Nama dan Jabatan Pengirim | Nama terang dan jabatan pejabat yang menandatangani surat. |
Tanda Tangan dan Stempel | Autentifikasi surat secara fisik. |
Struktur ini bersifat universal untuk surat dinas. Ketika Bahasa Cirebon digunakan, penerapannya terutama akan terlihat pada bagian Isi Surat, sementara bagian lain seperti Kop Surat, Nomor, Tanggal, atau bahkan Salam Pembuka/Penutup seringkali tetap menggunakan Bahasa Indonesia formal atau format standar yang umum. Namun, tidak menutup kemungkinan elemen-elemen lain disesuaikan jika ada kebijakan lokal yang spesifik.
## Komponen Surat Dinas dalam Konteks Bahasa Cirebon
Mari kita bedah satu per satu komponen surat dinas dan bagaimana Bahasa Cirebon dapat diterapkan di dalamnya, fokus pada bagian yang paling mungkin menggunakan bahasa lokal.
### Kop Surat (Kepala Surat)
Bagian ini biasanya tetap menggunakan Bahasa Indonesia resmi karena mencantumkan nama instansi yang biasanya sudah terdaftar dalam format baku, alamat, dan informasi kontak lainnya. Contoh:
PEMERINTAH DESA [NAMA DESA]
KECAMATAN [NAMA KECAMATAN] KABUPATEN CIREBON
Alamat: [Alamat Lengkap Desa]
Telp: [Nomor Telepon] Kode Pos: [Kode Pos]
Meskipun begitu, bisa jadi terdapat logo daerah atau lembaga lokal yang khas Cirebon, yang secara visual menambah nuansa lokal pada surat tersebut.
### Nomor Surat, Lampiran, Perihal
Format penomoran surat, lampiran, dan tanggal juga umumnya mengikuti standar administrasi yang berlaku secara nasional, meskipun kode-kode tertentu bisa saja ditambahkan untuk identifikasi internal lembaga. Perihal surat bisa ditulis dalam Bahasa Indonesia yang singkat dan jelas agar mudah diarsipkan dan dikenali, meskipun judul perihal kadang bisa diterjemahkan atau disesuaikan ke Bahasa Cirebon jika memang relevan dengan isi surat yang seluruhnya berbahasa Cirebon.
- Nomor: [Nomor Urut]/[Kode Lembaga]-[Kode Bulan]/[Tahun]
- Lampiran: [Jumlah] (misalnya,
Setunggal berkas
atauSatu berkas
) - Penerjemahan di sini mungkin jarang, biasanya tetap angka atau Bahasa Indonesia. - Perihal: Undangan Rapat / Pemberitahuan / Permohonan (Bisa juga Bab: Undangan Rapat dalam Bahasa Cirebon, tapi kurang umum dalam format formal).
### Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis dengan format standar: Nama Kota, Tanggal Bulan Tahun. Contoh: Cirebon, 26 Oktober 2023.
### Alamat Tujuan
Alamat tujuan bisa ditulis menggunakan nama, jabatan, dan alamat dalam format Bahasa Indonesia, atau bisa juga menggunakan sapaan atau frasa pembuka alamat dalam Bahasa Cirebon yang formal. Contoh:
Dhumateng
Bapak/Ibu [Nama Pejabat/Pihak Dituju]
Wonten ing [Nama Lokasi]
Dhumateng adalah kata dalam Bahasa Cirebon (atau lebih dekat ke Krama/Jawa) yang berarti “Kepada”. Penggunaannya di awal alamat tujuan cukup lumrah dalam komunikasi yang mengadopsi bahasa daerah.
### Salam Pembuka
Salam pembuka pada surat dinas sangat mengedepankan formalitas. Seringkali, salam pembuka yang digunakan adalah salam umum yang diterima secara luas dalam komunikasi formal di Indonesia, seperti Dengan hormat atau salam keagamaan seperti Assalamu’alaikum Wr. Wb.. Penggunaan salam pembuka yang khas Bahasa Cirebon dalam format surat dinas resmi mungkin jarang ditemui, karena cenderung memiliki tingkat formalitas yang berbeda dengan standar surat dinas pada umumnya. Jadi, kemungkinan besar bagian ini tetap menggunakan format standar.
### Isi Surat
Nah, inilah bagian utama di mana Bahasa Cirebon paling mungkin digunakan. Isi surat memuat inti pesan yang ingin disampaikan. Di sinilah kosakata, frasa, dan tata bahasa Cirebon akan mewarnai surat dinas tersebut. Kalimat-kalimat harus disusun secara jelas, lugas, dan tetap menjaga nada formal. Hindari penggunaan Bahasa Cirebon dialek kasar atau yang sangat informal. Pilihlah kosakata yang umum dipahami dan pantas untuk komunikasi resmi.
Misalnya, untuk menyampaikan maksud mengundang:
* Bahasa Indonesia formal: Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu untuk hadir pada…
* Adaptasi Bahasa Cirebon formal: Sehubungan kalih puniko, kulo ngundang Bapak/Ibu kagem rawuh wonten ing… (Menggunakan kosakata yang cenderung halus/formal seperti puniko, kagem, rawuh, wonten ing).
Untuk menyampaikan waktu dan tempat:
* Bahasa Indonesia formal: Acara tersebut akan dilaksanakan pada hari [Hari], tanggal [Tanggal], pukul [Waktu], bertempat di [Lokasi].
* Adaptasi Bahasa Cirebon formal: Acara niki badhe dilaksanakaken wonten ing dinten [Hari], tanggal [Tanggal], jam [Waktu], nggone wonten ing [Lokasi]. (Menggunakan niki untuk ‘ini’, badhe dilaksanakaken untuk ‘akan dilaksanakan’, nggone untuk ‘tempatnya’).
Untuk menyampaikan harapan kehadiran:
* Bahasa Indonesia formal: Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
* Adaptasi Bahasa Cirebon formal: Dipunajengaken sanget rawuhipun Bapak/Ibu. Sakderenge kulo matur kesuwun sanget. (Menggunakan dipunajengaken untuk ‘diharapkan’, rawuhipun untuk ‘kehadirannya’, sakderenge untuk ‘sebelumnya’, matur kesuwun sanget untuk ‘terima kasih banyak’).
Pemilihan kosakata sangat krusial di bagian ini. Menggunakan kosakata yang tepat akan menunjukkan pemahaman terhadap tingkat formalitas yang dibutuhkan dalam surat dinas, meskipun menggunakan bahasa daerah.
### Salam Penutup
Sama seperti salam pembuka, salam penutup pada surat dinas biasanya menggunakan format standar yang umum, seperti Hormat kami atau Wassalamu’alaikum Wr. Wb.. Ini untuk menjaga konsistensi formalitas di bagian awal dan akhir surat.
### Nama dan Jabatan Pengirim
Bagian ini mencantumkan nama terang pejabat yang berwenang, Nomor Induk Pegawai (jika ada), dan jabatannya. Semua ditulis dalam Bahasa Indonesia baku sesuai identitas resmi pengirim. Contoh:
[Nama Lengkap]
[Jabatan]
NIP. [Nomor Induk Pegawai]
## Contoh Surat Dinas Sederhana (dalam Bahasa Cirebon)
Mari kita susun contoh surat dinas sederhana menggunakan Bahasa Cirebon untuk skenario undangan rapat di tingkat desa.
Scenario: Pemerintah Desa Sukajaya mengundang seluruh Ketua RT dan RW di wilayahnya untuk rapat koordinasi persiapan acara bersih desa.
PEMERINTAH DESA SUKAJAYA
KECAMATAN CIREBON SELATAN KABUPATEN CIREBON
Alamat: Jl. Raya Sukajaya No. 10, Cirebon Selatan
Telp: (0231) xxxxxxx Email: desasukajaya@email.com
Nomor : 005/UND/SJ/X/2023 Cirebon, 26 Oktober 2023
Lampiran: -
Perihal: Undangan Rapat Koordinasi Bersih Desa
Dhumateng
Bapak/Ibu Ketua RT lan Ketua RW
Wonten ing Desa Sukajaya
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sehubungan kalih badhe wontenipun acara Bersih Desa wonten ing wulan ngajeng, kulo saking Pemerintah Desa Sukajaya ngundang Bapak/Ibu sedoyo kagem rawuh wonten ing acara Rapat Koordinasi.
Rapat niki wigatos sanget kangge ngrembag persiapan, jadwal, lan pembagian tugas supados acara Bersih Desa saget lumampah kanthi lancar lan sukses.
Rapat badhe dilaksanakaken wonten ing:
Dinten/Tanggal : Sabtu, 4 November 2023
Waktu : Jam 09.00 enjing sampe rampung
Nggone : Bale Pertemuan Desa Sukajaya
Dipunajengaken sanget rawuhipun Bapak/Ibu tepat waktu, amargi rapat niki wigatos kangge kabeh.
Sakderenge lan sedaya kawigatosanipun, kulo ngaturaken matur kesuwun sanget.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat kami,
[Tanda Tangan & Stempel Desa]
[Nama Lengkap Kepala Desa]
Kepala Desa Sukajaya
Terjemahan kasar Isi Surat (Bahasa Indonesia):
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan akan adanya acara Bersih Desa di bulan depan, kami dari Pemerintah Desa Sukajaya mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk hadir pada acara Rapat Koordinasi.
Rapat ini sangat penting untuk membahas persiapan, jadwal, dan pembagian tugas agar acara Bersih Desa dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Rapat akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 November 2023
Waktu : Jam 09.00 pagi sampai selesai
Tempat : Bale Pertemuan Desa Sukajaya
Sangat diharapkan kehadirannya Bapak/Ibu tepat waktu, karena rapat ini penting untuk semua.
Sebelumnya dan atas semua perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih banyak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Image just for illustration
Contoh di atas menggunakan kosakata dan frasa Bahasa Cirebon yang cenderung halus dan lumrah digunakan dalam konteks yang sedikit formal, meskipun tetap merupakan Bahasa Cirebon dan bukan Bahasa Jawa Krama Inggil yang sangat tinggi tingkatannya. Pemilihan kata seperti kulo (saya), badhe (akan), wonten ing (di/pada), kagem (untuk), rawuh (hadir), sedoyo (semua), wigatos (penting), ngrembag (membahas), saget lumampah (dapat berjalan), dipunajengaken (diharapkan), kawigatosanipun (perhatiannya), matur kesuwun sanget (terima kasih banyak) menunjukkan upaya penggunaan Bahasa Cirebon dalam ragam yang dianggap pantas untuk komunikasi resmi di tingkat lokal.
## Tips Menulis Surat Dinas dalam Bahasa Cirebon
Menulis surat dinas dalam Bahasa Cirebon memerlukan perhatian khusus agar tetap memenuhi kaidah surat dinas sekaligus menggunakan bahasa daerah dengan tepat. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:
- Pahami Konteks dan Penerima: Siapa yang akan menerima surat ini? Jika penerimanya adalah sesama penutur Bahasa Cirebon di lingkungan lokal, penggunaan bahasa ini mungkin sangat efektif. Namun, jika penerimanya adalah pihak luar Cirebon atau instansi di tingkat yang lebih tinggi, sebaiknya gunakan Bahasa Indonesia formal.
- Kuasai Kosakata dan Frasa Formal Cirebon: Bahasa Cirebon memiliki ragam yang berbeda, dari yang sangat kasar hingga yang halus. Untuk surat dinas, pilihlah kosakata dan frasa yang dianggap sopan, formal, dan pantas untuk komunikasi resmi. Jika ragu, gunakan bantuan penutur asli yang mengerti konteks formal.
- Jaga Struktur Baku Surat Dinas: Jangan tinggalkan komponen surat dinas yang standar (kop, nomor, tanggal, perihal, dll.). Bahasa Cirebon hanya mengisi bagian isi surat, atau paling banyak beberapa frasa di bagian lain seperti alamat tujuan. Format baku ini penting untuk legalitas dan kearsipan.
- Hindari Penggunaan Bahasa Gaul atau Sangat Kasar: Surat dinas menuntut nada yang serius dan resmi. Jauhkan diri dari penggunaan kata-kata atau ungkapan yang terlalu santai, slang, atau kasar yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari yang tidak formal.
- Pastikan Kejelasan Makna: Gunakan kalimat yang efektif, padat, dan tidak ambigu dalam Bahasa Cirebon. Pesan yang ingin disampaikan harus tersampaikan dengan jelas tanpa menimbulkan kebingungan. Jika perlu, baca ulang surat atau mintalah orang lain membacanya untuk memastikan kelancaran dan kejelasannya.
- Konsultasi Jika Perlu: Jika Anda bukan penutur asli Bahasa Cirebon atau tidak yakin dengan pilihan kata dan tata bahasanya dalam konteks formal, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penutur asli yang kompeten atau bahkan ahli bahasa daerah setempat (jika ada) untuk memastikan keakuratan penggunaan bahasanya.
Menggabungkan formalitas surat dinas dengan keunikan Bahasa Cirebon adalah seni tersendiri yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang kedua elemen tersebut.
## Tantangan dan Pertimbangan
Menggunakan Bahasa Cirebon dalam surat dinas bukannya tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah standardisasi. Bahasa Cirebon sendiri memiliki beberapa variasi dialek di berbagai wilayah (misalnya, Cirebon Kota, Indramayu, Brebes). Menentukan ragam bahasa mana yang akan digunakan sebagai standar dalam komunikasi resmi bisa menjadi isu. Selain itu, ejaan Bahasa Cirebon mungkin belum sepenuhnya terstandardisasi dan disepakati secara nasional seperti Bahasa Indonesia.
Ketersediaan sumber rujukan juga bisa menjadi kendala. Kamus Bahasa Cirebon yang komprehensif dan panduan tata bahasa untuk penggunaan formal mungkin tidak sebanyak sumber daya untuk Bahasa Indonesia. Ini bisa menyulitkan penulis yang tidak fasih sepenuhnya untuk memastikan keakuratan penggunaan bahasanya.
Memastikan pemahaman semua penerima juga perlu dipertimbangkan. Meskipun di tingkat desa mayoritas warganya mungkin memahami Bahasa Cirebon, bagaimana jika surat tersebut perlu diakses atau dipahami oleh pihak dari luar desa yang tidak mengerti Bahasa Cirebon? Dalam kasus seperti ini, surat dinas berbahasa Cirebon biasanya hanya cocok untuk komunikasi internal atau lokal terbatas, sementara untuk komunikasi eksternal yang lebih luas tetap harus menggunakan Bahasa Indonesia.
## Fakta Menarik tentang Bahasa Cirebon
Bahasa Cirebon (sering disingkat Basa Cirèbon) adalah sebuah bahasa yang dituturkan di sekitar wilayah pesisir utara Jawa Barat dan sebagian kecil Jawa Tengah, khususnya di Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, sebagian utara Kabupaten Majalengka dan Kuningan, serta sebagian barat laut Kabupaten Brebes dan Tegal di Jawa Tengah. Statusnya sebagai bahasa atau dialek sering diperdebatkan; sebagian menganggapnya dialek Bahasa Jawa, sebagian dialek Bahasa Sunda, namun banyak ahli linguistik dan penuturnya sendiri menganggapnya sebagai bahasa yang berdiri sendiri karena perbedaan yang signifikan dengan Jawa standar maupun Sunda.
Bahasa Cirebon memiliki sejarah panjang dan kaya akan pengaruh dari berbagai bahasa lain. Karena letak geografisnya yang strategis sebagai bandar dagang di masa lalu, Bahasa Cirebon menyerap banyak kosakata dari Bahasa Jawa, Sunda, Arab, Tionghoa, bahkan beberapa bahasa Eropa seperti Portugis dan Belanda. Ini menjadikannya bahasa yang unik dengan perbendaharaan kata yang khas. Bahasa Cirebon juga digunakan dalam berbagai bentuk kesenian tradisional Cirebon, seperti Tarling (gitartoling), Wayang Kulit Cirebon, dan seni pertunjukan lainnya, yang menjadi bukti vitalitasnya sebagai bahasa budaya.
Image just for illustration
Upaya pelestarian Bahasa Cirebon terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas budaya. Penggunaan bahasa ini dalam komunikasi sehari-hari, media lokal, hingga kemungkinan dalam dokumen resmi di tingkat terbatas seperti surat dinas desa, adalah bagian dari upaya menjaga bahasa ini tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.
## Kesimpulan Singkat
Menyusun contoh surat dinas bahasa Cirebon menunjukkan bagaimana formalitas birokrasi bisa bersanding dengan kekayaan bahasa lokal. Meskipun mungkin tidak umum untuk semua jenis surat dinas, penggunaan Bahasa Cirebon dalam konteks komunikasi resmi di tingkat lokal, seperti desa atau kelurahan, adalah praktik yang mungkin ditemui. Ini berfungsi tidak hanya untuk menyampaikan informasi, tetapi juga melestarikan bahasa daerah dan mendekatkan pemerintah dengan warganya. Kunci utamanya adalah tetap mengikuti struktur baku surat dinas sambil memilih kosakata dan frasa Bahasa Cirebon yang tepat dan formal untuk bagian isi surat.
## Ayo Berdiskusi!
Pernahkah Anda menemui atau menulis surat dinas yang menggunakan Bahasa Cirebon atau bahasa daerah lainnya? Bagikan pengalaman atau pandangan Anda tentang praktik ini di kolom komentar di bawah! Apa saja tantangan atau manfaat yang Anda lihat dari penggunaan bahasa daerah dalam komunikasi resmi seperti ini?
Posting Komentar