Panduan Lengkap & Contoh Surat Pernyataan NPWP Istri (Word) yang Mudah Dipakai!

Table of Contents

Anda mungkin pernah diminta untuk membuat “Surat Pernyataan NPWP Istri”. Dokumen ini biasanya diperlukan dalam berbagai keperluan administrasi, misalnya saat istri mengajukan pinjaman, melamar pekerjaan, atau mengurus berbagai berkas lain yang membutuhkan konfirmasi status perpajakannya. Fungsinya adalah untuk menjelaskan atau menyatakan status Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sang istri, terutama jika NPWP-nya digabung dengan suami atau memiliki status khusus lainnya.

Surat ini penting karena status NPWP istri bisa berbeda-beda. Ada yang NPWP-nya ikut atau digabung dengan NPWP suami (ini yang paling umum), ada yang memiliki NPWP terpisah karena pisah harta, atau ada juga istri yang bekerja dan memilih memiliki NPWP sendiri meskipun pelaporan pajaknya tetap bisa digabung dengan suami di akhir tahun. Keperluan pihak ketiga (seperti bank atau perusahaan) untuk mengetahui status ini yang membuat surat pernyataan ini sering diminta.

Tujuan utama surat pernyataan ini adalah memberikan kejelasan dan konfirmasi resmi mengenai status NPWP istri kepada pihak yang meminta, sehingga proses administrasi yang sedang diurus bisa berjalan lancar tanpa kendala terkait identitas perpajakan.

Mengapa Surat Pernyataan NPWP Istri Diperlukan?

Di Indonesia, secara default, sistem perpajakan menganggap suami sebagai kepala keluarga, dan penghasilan istri (jika ada) akan digabung dengan penghasilan suami dalam satu laporan SPT Tahunan. Ini diatur dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) yang menyatakan bahwa seluruh penghasilan atau kerugian bagi wanita kawin dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suami, kecuali ditentukan lain berdasarkan perjanjian pisah harta atau apabila wanita kawin tersebut hidup terpisah.

Implikasinya, banyak istri yang tidak memiliki NPWP sendiri atau NPWP-nya menggunakan nomor NPWP suami dengan tambahan kode cabang tertentu. Nah, ketika istri melakukan transaksi atau mengurus administrasi yang memerlukan identitas perpajakan, pihak ketiga (misalnya bank saat pengajuan KPR atau perusahaan tempat melamar kerja) perlu memastikan status NPWP tersebut. Apakah istri benar-benar tidak memiliki NPWP sendiri karena ikut suami, atau memiliki NPWP terpisah karena alasan tertentu.

Surat pernyataan ini menjadi alat legal yang mengkonfirmasi status tersebut dari sudut pandang Wajib Pajak (dalam hal ini, istri atau suami yang mewakili). Surat ini memberikan keyakinan bagi pihak yang meminta bahwa informasi NPWP yang diberikan sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Surat Pernyataan NPWP Istri
Image just for illustration

Status NPWP Istri yang Umum

Sebelum melihat contoh suratnya, penting untuk memahami beberapa kemungkinan status NPWP istri:

  1. NPWP Digabung dengan Suami: Ini status paling umum. Istri tidak memiliki NPWP sendiri, penghasilannya (jika ada) dilaporkan bersama dengan suami menggunakan NPWP suami. Saat mengisi formulir, istri akan mencantumkan NPWP suami dan biasanya perlu surat pernyataan ini.
  2. NPWP Terpisah Karena Perjanjian Pisah Harta: Suami istri membuat perjanjian notaris mengenai pemisahan harta dan penghasilan. Dalam kasus ini, istri wajib memiliki NPWP sendiri dan melaporkan pajaknya secara terpisah. Namun, terkadang masih ada institusi yang meminta surat pernyataan untuk konfirmasi.
  3. NPWP Sendiri Karena Pilihan atau Syarat Institusi (Meski Tetap Digabung Saat Lapor): Ini terjadi jika istri bekerja dan perusahaannya mensyaratkan karyawati yang sudah menikah untuk memiliki NPWP sendiri. Atau istri memilih punya NPWP sendiri untuk kemudahan administrasi tertentu, meskipun di akhir tahun pelaporan pajaknya tetap digabung dalam SPT Tahunan suami sesuai Pasal 8 ayat (1) UU PPh. Surat pernyataan ini seringkali menjelaskan mengapa ada NPWP terpisah meskipun pelaporan digabung.

Contoh surat pernyataan yang akan kita bahas di sini paling sering digunakan untuk status NPWP Digabung dengan Suami.

Komponen Penting dalam Surat Pernyataan NPWP Istri

Meskipun formatnya bisa sedikit berbeda tergantung institusi yang meminta, ada beberapa elemen kunci yang harus ada dalam surat pernyataan ini agar dianggap lengkap dan valid:

  • Judul Surat: Jelas menyatakan jenis suratnya, misalnya “Surat Pernyataan Status NPWP Istri”.
  • Data Diri Pembuat Pernyataan: Ini adalah data diri istri yang membuat pernyataan. Meliputi nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor NPWP (jika ada NPWP sendiri), alamat, dan status pernikahan.
  • Data Diri Suami: Karena status NPWP istri terkait erat dengan suami (terutama jika digabung), data suami juga penting dicantumkan, minimal nama lengkap dan nomor NPWP suami.
  • Isi Pernyataan: Ini adalah bagian inti. Menyatakan dengan jelas status NPWP istri (misalnya, “tidak memiliki NPWP sendiri dan penghasilan digabung dengan suami yang memiliki NPWP [Nomor NPWP Suami]”).
  • Tujuan Pernyataan: Menyebutkan tujuan pembuatan surat ini, misalnya “diajukan untuk keperluan pengurusan pinjaman di [Nama Bank]” atau “untuk kelengkapan berkas lamaran pekerjaan di [Nama Perusahaan]”.
  • Kebenaran Pernyataan: Kalimat yang menyatakan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • Tempat dan Tanggal Pembuatan Surat.
  • Tanda Tangan dan Nama Terang: Tanda tangan istri yang membuat pernyataan. Terkadang, ada juga kolom tanda tangan suami untuk menguatkan pernyataan, atau tanda tangan saksi.

Memiliki semua elemen ini akan membuat surat Anda sah dan memenuhi persyaratan yang biasanya diminta.

Contoh Surat Pernyataan NPWP Istri (Siap Diedit di Word)

Berikut adalah contoh format surat pernyataan NPWP istri yang umum digunakan, khususnya untuk kondisi istri yang NPWP-nya digabung dengan suami. Format ini bisa dengan mudah Anda ketik ulang atau salin tempel ke Microsoft Word untuk kemudian diedit sesuai data diri Anda.

Contoh Teks Surat:

[Tempat Pembuatan Surat], [Tanggal Pembuatan Surat]

**SURAT PERNYATAAN STATUS NPWP ISTRI**

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : [Nama Lengkap Istri]
NIK (Nomor Induk Kependudukan) : [Nomor NIK Istri]
NPWP (jika ada NPWP sendiri) : [Nomor NPWP Istri, atau tulis "Tidak Ada"]
Tempat/Tanggal Lahir : [Tempat Lahir], [Tanggal Lahir]
Alamat Lengkap : [Alamat Lengkap sesuai KTP]
Status Pernikahan : Kawin

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1.  Saya adalah istri sah dari Bapak [Nama Lengkap Suami], dengan Nomor NPWP: [Nomor NPWP Suami].
2.  Saya **tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sendiri**.
3.  Seluruh penghasilan saya (apabila ada) dan kewajiban perpajakan saya telah **digabung dan dilaporkan bersama** dengan penghasilan dan kewajiban perpajakan suami saya menggunakan NPWP suami saya sebagaimana disebutkan di atas.
4.  Surat pernyataan ini saya buat untuk keperluan [Sebutkan Keperluan dengan Jelas, contoh: pengajuan KPR di Bank ABC, melengkapi persyaratan administrasi kepegawaian di PT XYZ, pengurusan visa negara DEF, dll.].

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yang menyatakan,

[Tanda Tangan Istri]
(Nama Lengkap Istri)

Mengetahui / Menyetujui, *)
Suami

[Tanda Tangan Suami] *)
(Nama Lengkap Suami) *)

*) Coret jika tidak diperlukan oleh pihak yang meminta.

Penjelasan Contoh Surat Per Bagian

Mari kita bedah sedikit contoh di atas agar lebih paham cara menggunakannya:

### Bagian Kepala Surat

  • [Tempat Pembuatan Surat], [Tanggal Pembuatan Surat]: Isi dengan kota tempat surat dibuat dan tanggal pembuatannya. Contoh: Jakarta, 26 Oktober 2023.
  • **SURAT PERNYATAAN STATUS NPWP ISTRI**: Judul yang jelas. Gunakan huruf kapital dan tebalkan.

### Data Diri

  • Ini adalah identitas istri sebagai pihak yang membuat pernyataan. Pastikan semua data diisi dengan benar sesuai KTP dan data perpajakan suami.
  • NPWP (jika ada NPWP sendiri): Jika istri tidak memiliki NPWP sendiri karena ikut suami, tulis “Tidak Ada”. Jika istri memiliki NPWP sendiri (meskipun pelaporan gabung), tulis nomor NPWP istri di sini dan sesuaikan kalimat pernyataan di bagian isi.

### Isi Pernyataan

  • Ini adalah inti dari surat. Kalimat-kalimat ini yang menjelaskan status NPWP istri.
  • Pastikan kalimat nomor 2 dan 3 sesuai dengan kondisi Anda. Jika istri tidak memiliki NPWP sendiri, gunakan kalimat seperti contoh di atas. Jika istri memiliki NPWP sendiri tapi lapornya gabung, kalimatnya bisa diubah menjadi: “Saya memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sendiri dengan nomor [Nomor NPWP Istri], namun seluruh penghasilan saya (apabila ada) dan kewajiban perpajakan saya telah digabung dan dilaporkan bersama dengan penghasilan dan kewajiban perpajakan suami saya menggunakan NPWP suami saya sebagaimana disebutkan di atas, sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.”
  • [Sebutkan Keperluan dengan Jelas]: Sangat penting untuk menyebutkan tujuan pembuatan surat. Ini menunjukkan bahwa surat ini spesifik dibuat untuk kebutuhan tertentu. Jangan dibiarkan kosong.

### Penutup dan Pengesahan

  • Bagian ini berisi penegasan bahwa pernyataan dibuat dengan benar dan konsekuensi hukum jika ternyata palsu.
  • Bagian tanda tangan: Pastikan istri yang bertanda tangan. Bagian suami sifatnya opsional, tergantung permintaan pihak yang menerima surat. Beberapa institusi mungkin meminta suami ikut bertanda tangan sebagai penguat.

Tips Menggunakan Contoh Ini di Microsoft Word

Keyword Anda spesifik menyebut “word”. Nah, contoh teks di atas sangat mudah untuk dipindahkan dan diedit menggunakan Microsoft Word. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka Microsoft Word: Buat dokumen baru.
  2. Salin Teks: Blok seluruh contoh teks surat di atas, lalu klik kanan dan pilih “Copy” (Salin) atau gunakan Ctrl+C.
  3. Tempel di Word: Klik kanan di halaman kosong dokumen Word Anda, lalu pilih “Paste” (Tempel) atau gunakan Ctrl+V. Sebaiknya gunakan opsi “Paste Options” (Opsi Tempel) dan pilih “Keep Text Only” (Pertahankan Teks Saja) atau “Merge Formatting” (Gabungkan Pemformatan) untuk menghindari format yang berantakan dari sumber web.
  4. Edit Placeholder: Ganti semua bagian yang berada di dalam tanda kurung siku [ ] dengan data diri Anda dan suami yang sebenarnya. Pastikan tidak ada tanda kurung siku yang tersisa.
  5. Sesuaikan Isi Pernyataan: Baca kembali bagian isi pernyataan (poin 1-4). Pastikan kalimatnya benar-benar sesuai dengan status NPWP Anda. Jika istri memiliki NPWP sendiri meskipun gabung lapornya, sesuaikan kalimatnya seperti penjelasan di atas.
  6. Format: Rapikan format surat agar terlihat profesional.
    • Gunakan font standar (seperti Times New Roman atau Arial, ukuran 11 atau 12).
    • Atur spasi antar baris (biasanya 1.5 lines).
    • Pastikan rata kiri atau rata kanan kiri (justified) untuk paragraf.
    • Bagian judul bisa ditengahkan (centered).
    • Pastikan penempatan tanggal, nama, dan tanda tangan sudah pas.
  7. Cetak: Setelah selesai mengedit, simpan dokumen Anda (Ctrl+S) dan cetak. Biasanya surat pernyataan perlu ditandatangani di atas materai jika diajukan ke lembaga resmi seperti bank atau notaris, meskipun ini juga tergantung permintaan. Pastikan Anda menanyakan perihal penggunaan materai kepada pihak yang meminta surat.

Menggunakan Word memudahkan Anda untuk menyimpan template ini dan menggunakannya kembali di masa depan dengan hanya mengganti tanggal dan keperluan suratnya.

Fakta Menarik dan Tips Terkait NPWP Istri

  • Defaultnya Digabung: Sistem perpajakan kita memang dirancang agar penghasilan suami istri digabung (keluarga sebagai satu kesatuan ekonomi), kecuali ada perjanjian pisah harta atau istri memilih/disyaratkan punya NPWP sendiri. Ini dasar hukum kuatnya ada di Pasal 8 ayat (1) UU PPh.
  • NPWP Cabang: Dulu, istri yang penghasilannya digabung suami seringkali diberikan NPWP cabang oleh KPP (Kantor Pelayanan Pajak). NPWP ini formatnya NPWP suami diikuti kode cabang tertentu (misalnya .001, .002, dst). NPWP cabang ini bukan NPWP istri yang terpisah, melainkan identitas untuk keperluan administrasi yang tetap terkait NPWP pusat suami. Saat ini, praktik ini mungkin sudah berkurang, dan banyak istri yang penghasilannya digabung tidak memiliki NPWP sama sekali, dan cukup menggunakan NPWP suami untuk pelaporan. Jika Anda punya NPWP cabang, sebutkan nomor NPWP cabang tersebut di surat pernyataan (jika diminta) dan jelaskan bahwa itu NPWP cabang dari NPWP suami.
  • Pisah Harta Harus Akta Notaris: Perjanjian pisah harta yang diakui secara hukum perpajakan harus dibuat dengan akta notaris sebelum atau saat pernikahan dilangsungkan. Jika dibuat setelah menikah, pemisahan harta hanya berlaku sejak akta notaris tersebut dibuat.
  • Istri Bekerja dan Punya NPWP Sendiri: Jika istri bekerja dan memiliki NPWP sendiri (meskipun tidak ada pisah harta dan pelaporan gabung), perusahaannya akan memotong PPh Pasal 21 atas gaji istri menggunakan NPWP istri tersebut. Saat lapor SPT Tahunan, istri akan menyerahkan bukti potong (Form 1721 A1/A2) kepada suami, dan penghasilan neto istri akan digabungkan dengan penghasilan neto suami di SPT 1770 S atau 1770 SS suami. Surat pernyataan ini bisa menjelaskan situasi ini kepada pihak ketiga.
  • Selalu Minta Info dari Pihak Penerima: Jika Anda diminta membuat surat pernyataan ini, tanyakan apakah ada format khusus yang mereka miliki. Beberapa institusi (terutama bank atau perusahaan besar) seringkali sudah punya template sendiri yang harus Anda gunakan.
  • Siapkan Dokumen Pendukung: Saat menyerahkan surat pernyataan, biasanya Anda juga diminta melampirkan fotokopi NPWP suami (jika istri ikut suami) atau fotokopi NPWP istri (jika istri punya NPWP sendiri), serta fotokopi Kartu Keluarga (KK) untuk membuktikan status pernikahan.

Skenario Umum yang Membutuhkan Surat Ini

Selain yang sudah disebutkan, ini beberapa contoh skenario spesifik di mana surat pernyataan NPWP istri sering diminta:

1. Pengajuan Kredit atau Pinjaman Bank

Saat istri mengajukan kredit atas namanya sendiri (meskipun ibu rumah tangga atau bekerja tapi penghasilan dilaporkan gabung suami), bank perlu memastikan status perpajakannya. Mereka ingin tahu apakah istri memiliki kewajiban pajak terpisah atau sudah termasuk dalam kewajiban suami. Surat ini membantu bank dalam melakukan analisis kelayakan kredit dan pelaporan data nasabah.

2. Melamar Pekerjaan

Beberapa perusahaan, terutama yang memiliki sistem penggajian dan pelaporan pajak yang ketat, akan meminta status NPWP calon karyawan, termasuk karyawati yang sudah menikah. Jika karyawati tersebut tidak memiliki NPWP sendiri dan ikut suami, surat pernyataan ini diperlukan agar perusahaan tahu bagaimana seharusnya memproses pemotongan PPh Pasal 21 dan pelaporan pajaknya.

3. Pengurusan Administrasi Publik Tertentu

Kadang-kadang, pengurusan dokumen publik seperti perizinan usaha atas nama istri, pendaftaran aset, atau bahkan pengurusan visa ke negara tertentu, mungkin memerlukan konfirmasi status NPWP istri.

4. Investasi atau Pembukaan Rekening Efek

Institusi keuangan seperti perusahaan sekuritas bisa meminta konfirmasi status NPWP istri saat membuka rekening investasi atas nama istri, meskipun NPWP-nya ikut suami.

5. Transaksi Jual Beli Aset (Properti/Kendaraan)

Meskipun NPWP yang utama mungkin milik suami, dalam transaksi aset yang melibatkan nama istri (terutama jika aset tersebut dianggap sebagai harta bersama), dokumen yang berkaitan dengan identitas perpajakan istri bisa saja diminta.

Memahami berbagai skenario ini membantu Anda bersiap jika suatu saat diminta membuat surat pernyataan ini.

Potensi Kesalahan dan Cara Menghindarinya

Saat membuat surat pernyataan NPWP istri, perhatikan hal-hal berikut untuk menghindari kesalahan:

  1. Data Tidak Akurat: Pastikan nama, NIK, NPWP suami, dan NPWP istri (jika ada) ditulis dengan benar, sesuai dengan dokumen resmi (KTP, Kartu NPWP, KK). Salah satu digit saja bisa membuat surat ini ditolak.
  2. Status Pernyataan Tidak Sesuai Kondisi: Jangan mengarang status NPWP. Jika Anda memiliki NPWP sendiri (meskipun lapor gabung), jangan menyatakan “tidak memiliki NPWP sendiri”. Begitu juga sebaliknya. Jujurlah sesuai status NPWP yang tercatat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
  3. Keperluan Tidak Jelas: Sebutkan dengan spesifik untuk keperluan apa surat itu dibuat. Frasa seperti “untuk keperluan administrasi” saja mungkin tidak cukup jelas.
  4. Tidak Mengikuti Format yang Diminta: Jika pihak yang meminta surat punya format sendiri, gunakan format tersebut. Jangan gunakan contoh generik jika format spesifik diminta. Contoh di atas adalah panduan jika tidak ada format spesifik yang diberikan.
  5. Lupa Tanda Tangan atau Materai: Pastikan surat sudah ditandatangani. Tanyakan apakah perlu materai dan tempelkan materai sebelum ditandatangani (tanda tangan mengenai sebagian materai).
  6. Tidak Melampirkan Dokumen Pendukung: Siapkan fotokopi NPWP suami/istri dan KK untuk dilampirkan, meskipun tidak diminta secara eksplisit, ini praktik yang baik.

Dengan memperhatikan detail-detail ini, surat pernyataan Anda akan lebih mudah diterima.

Mengedit di Word: Lebih dari Sekadar Ganti Nama

Memiliki contoh dalam format teks yang mudah diedit di Word memberikan fleksibilitas. Selain mengganti placeholder data diri, Anda juga bisa:

  • Menyesuaikan Bahasa: Jika institusi yang meminta menggunakan terminologi spesifik, Anda bisa sedikit menyesuaikan kalimat di bagian isi pernyataan agar lebih relevan.
  • Menambah Detail: Jika ada informasi tambahan yang diminta (misalnya, alamat lengkap suami, atau nomor telepon yang bisa dihubungi), Anda bisa menambahkannya di bagian data diri.
  • Menyesuaikan Format: Mengubah jenis dan ukuran font, mengatur spasi, atau menambahkan logo jika diperlukan (misalnya jika surat dibuat atas nama bisnis istri).
  • Menambahkan Keterangan Tambahan: Jika ada catatan khusus terkait NPWP istri (misalnya, NPWP baru dibuat, atau NPWP cabang), Anda bisa menambahkannya sebagai poin tambahan di isi pernyataan atau catatan kaki.

Namun, selalu pastikan perubahan yang Anda lakukan tidak mengubah makna dasar pernyataan tentang status NPWP Anda.

Penutup

Membuat surat pernyataan NPWP istri sebenarnya tidak sulit, terutama jika Anda sudah memahami tujuan dan komponen-komponen pentingnya. Contoh yang diberikan di atas bisa menjadi dasar yang kuat untuk Anda gunakan. Ingat, kejujuran dalam mengisi data dan pernyataan adalah yang terpenting. Selalu pastikan data yang Anda tulis akurat dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Nah, itu dia panduan lengkap beserta contoh surat pernyataan NPWP istri yang bisa Anda edit dengan mudah di Word. Semoga artikel ini membantu Anda dalam mengurus keperluan administrasi yang membutuhkan dokumen ini.

Ada pertanyaan atau pengalaman lain terkait surat pernyataan ini? Yuk, sharing di kolom komentar!

Posting Komentar