Mau Mundur dari PSHT? Panduan Lengkap + Contoh Surat Pengunduran Diri yang Anti Ribet
Mengundurkan diri dari sebuah organisasi, apalagi organisasi yang punya ikatan kuat seperti Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), bukanlah keputusan yang ringan. Ada banyak pertimbangan dan perasaan yang terlibat. Salah satu proses formal yang sering dibutuhkan adalah membuat surat pengunduran diri. Tujuannya bukan cuma sekadar memberitahu, tapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap organisasi dan semua anggota di dalamnya.
Image just for illustration
Menulis surat ini butuh perhatian khusus, terutama dari segi bahasa dan format. Meskipun gaya tulisan yang diminta di sini kasual, isi surat pengunduran diri tetap harus resmi dan sopan. Ini menunjukkan kedewasaan dan penghargaan kita terhadap persaudaraan yang sudah terjalin. Mari kita bedah tuntas cara membuatnya, lengkap dengan contohnya.
Kenapa Sih Perlu Nulis Surat Pengunduran Diri dari Organisasi?¶
Mungkin ada yang berpikir, “Ah, kan tinggal bilang aja ke ketua atau pelatihnya?” Memang benar, komunikasi langsung itu penting dan seringkali jadi langkah pertama. Tapi, surat pengunduran diri ini punya peran yang lebih dari sekadar pemberitahuan lisan, lho. Ini dia beberapa alasannya:
Pertama, surat ini adalah bentuk formalitas yang diakui. Organisasi, termasuk PSHT, punya struktur dan administrasi. Surat ini menjadi dokumen resmi yang mencatat bahwa kamu secara sah tidak lagi menjadi anggota aktif atau pengurus di tingkatan tertentu per tanggal yang tertera. Ini penting untuk pendataan organisasi.
Kedua, ini adalah cara untuk menghargai organisasi dan pengurusnya. Dengan menulis surat, kamu menunjukkan bahwa kamu serius dengan keputusanmu dan menghormati mekanisme yang ada dalam organisasi. Ini bukan sekadar menghilang tanpa jejak, tapi pergi dengan cara baik-baik.
Ketiga, surat ini bisa jadi bukti atau dokumentasi di kemudian hari. Misalnya jika ada urusan administrasi atau pertanyaan terkait status keanggotaanmu di masa depan. Surat yang diarsipkan dengan baik akan sangat membantu.
Keempat, dan ini penting banget dalam konteks PSHT, menulis surat dengan benar bisa membantu menjaga hubungan baik. Meskipun tidak lagi aktif, ikatan persaudaraan itu kan diharapkan tetap terjalin. Perpisahan yang baik melalui surat resmi bisa meninggalkan kesan positif.
Apa Saja Bagian Penting dalam Surat Pengunduran Diri Organisasi?¶
Surat pengunduran diri yang baik itu punya struktur standar yang umum dipakai. Berikut ini bagian-bagian krusial yang harus ada, agar suratmu jelas dan profesional:
1. Kepala Surat¶
Bagian ini mencakup tempat dan tanggal surat dibuat, serta pihak yang dituju. Pastikan penulisannya rapi dan informatif.
- Tempat dan Tanggal: Tulis kota tempat surat ditulis dan tanggal lengkap (contoh: Surabaya, 26 Oktober 2023). Ini menunjukkan kapan surat itu resmi dibuat.
- Kepada Yth.: Tulis kepada siapa surat ini ditujukan. Dalam konteks PSHT, ini bisa ditujukan kepada Ketua Ranting, Ketua Cabang, atau pihak pengurus di tingkatan yang relevan dengan posisimu atau status keanggotaanmu. Sebutkan jabatan dan nama (jika memungkinkan dan perlu). Contoh: “Kepada Yth. Bapak/Ibu Ketua Ranting [Nama Ranting] PSHT” atau “Kepada Yth. Pengurus Cabang [Nama Cabang] PSHT”.
- Perihal: Jelaskan secara singkat isi surat. Cukup tulis “Pengunduran Diri” atau “Surat Pengunduran Diri”.
2. Data Diri Pengirim¶
Ini adalah identitasmu sebagai penulis surat. Tujuannya agar organisasi tahu siapa yang mengundurkan diri.
- Nama Lengkap: Tulis nama lengkapmu sesuai identitas resmi.
- Nomor Anggota/KTP: Jika PSHT punya sistem nomor anggota, cantumkan nomor tersebut. Jika tidak atau tidak yakin, nomor KTP bisa jadi identifikasi tambahan.
- Jabatan/Tingkat (jika relevan): Jika kamu punya jabatan struktural di kepengurusan (misal: Sekretaris Ranting, Koordinator Bidang) atau punya tingkatan tertentu yang perlu dicantumkan (misal: Warga Tingkat I), sebutkan di sini.
3. Isi Surat¶
Ini adalah inti dari surat pengunduran diri. Sampaikan maksud dan tujuanmu dengan jelas dan tidak bertele-tele.
- Pernyataan Pengunduran Diri: Mulai dengan kalimat yang tegas tapi sopan bahwa kamu menyatakan mengundurkan diri. Contoh: “Dengan hormat, melalui surat ini saya menyatakan mengundurkan diri…”
- Alasan (Opsional tapi Disarankan): Menyampaikan alasan bisa membantu organisasi memahami situasimu. Alasan tidak perlu terlalu detail atau pribadi. Alasan umum seperti kesibukan, fokus pada pekerjaan/pendidikan, atau pindah domisili sudah cukup. Hindari menyampaikan alasan yang bernada negatif atau mengkritik organisasi.
- Ucapan Terima Kasih dan Permohonan Maaf: Ini bagian krusial untuk menjaga hubungan baik. Sampaikan terima kasih atas kesempatan, bimbingan, pengalaman, dan persaudaraan yang sudah didapat selama bergabung. Jangan lupa sampaikan permohonan maaf atas kesalahan atau kekurangan selama menjadi anggota/pengurus.
- Harapan untuk Organisasi: Menutup dengan harapan baik untuk kemajuan organisasi di masa depan menunjukkan itikad baikmu. Contoh: “Saya berharap PSHT Cabang/Ranting [Nama] semakin maju dan terus mencetak generasi penerus yang unggul.”
4. Penutup Surat¶
Bagian akhir surat yang berisi salam penutup dan identitasmu sebagai penanda tangan.
- Salam Penutup: Gunakan salam resmi seperti “Hormat saya,” atau “Dengan hormat,”.
- Tanda Tangan dan Nama Lengkap: Beri jarak untuk tanda tangan, lalu ketik nama lengkapmu di bawahnya.
Untuk memudahkan visualisasi, berikut adalah struktur surat pengunduran diri dalam bentuk tabel sederhana:
Bagian Surat | Isi yang Perlu Dicantumkan | Contoh Penulisan |
---|---|---|
Kepala Surat | Kota, Tanggal; Kepada Yth.; Perihal | Surabaya, 26 Oktober 2023 Kepada Yth. Ketua Ranting [Nama Ranting] PSHT Perihal: Pengunduran Diri |
Data Diri Pengirim | Nama Lengkap, No. Anggota/KTP (jika perlu), Alamat/Kontak | Nama : [Nama Lengkap] No. Anggota : [Nomor Anggota, jika ada] Alamat : [Alamat (opsional)] |
Isi Surat | Pernyataan pengunduran diri, Alasan (opsional), Ucapan terima kasih & maaf, Harapan | Dengan hormat, saya menyatakan mengundurkan diri… [lanjutkan isi] |
Penutup Surat | Salam Penutup, Tanda Tangan, Nama Lengkap | Hormat saya, (Tanda Tangan) [Nama Lengkap] |
Tips Menulis Surat Pengunduran Diri dari Organisasi PSHT¶
Menulis surat untuk organisasi seperti PSHT punya sentuhan personal dan profesional sekaligus. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
- Gunakan Bahasa yang Sopan dan Hormat: Ini kunci utama. Meskipun kamu tidak lagi ingin aktif, tunjukkan rasa hormat kepada seluruh jajaran pengurus, pelatih, dan anggota lain. Hindari bahasa yang terkesan mengeluh, menuntut, atau menyalahkan.
- Sampaikan Alasan Secara Bijak: Jika kamu memutuskan mencantumkan alasan, pilih kata-kata yang netral dan mudah diterima. Alasan seperti “kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan”, “fokus pada pendidikan/karier”, atau “kondisi kesehatan” lebih baik daripada alasan yang mengkritik internal organisasi. Ingat, tujuannya mengundurkan diri, bukan mengeluh.
- Tekankan Rasa Terima Kasih: Jujurlah dalam menyampaikan terima kasih atas segala bimbingan (dari pelatih), ilmu yang didapat, serta pengalaman dan persaudaraan yang sudah terjalin. Bagian ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa kamu menghargai masa-masa indah selama di PSHT.
- Jaga Nama Baik: Baik nama baik organisasi maupun nama baikmu sendiri. Surat pengunduran diri yang elegan akan membuatmu dikenang sebagai pribadi yang profesional dan beretika, bahkan saat memutuskan berpisah.
- Koordinasikan dengan Pihak Terkait: Sebaiknya, sebelum mengirimkan surat resmi, komunikasikan dulu niatmu ini secara langsung (jika memungkinkan) kepada pengurus di tingkatmu (misal: Ketua Ranting) atau pelatihmu. Surat formal adalah tindak lanjut dari komunikasi awal ini. Ini menunjukkan etika yang baik.
- Pastikan Tidak Ada Kewajiban Tertunda: Periksa kembali apakah ada kewajiban administrasi atau hal lain yang belum terselesaikan terkait keanggotaanmu di organisasi. Menyelesaikannya sebelum mundur akan membuat prosesnya lebih lancar.
- Tulis Sendiri: Surat ini adalah cerminan dirimu. Tulis surat ini dengan kata-katamu sendiri, meskipun menggunakan panduan atau contoh. Orisinalitas akan terasa lebih tulus.
Contoh Surat Pengunduran Diri dari Organisasi PSHT¶
Berikut adalah beberapa contoh surat pengunduran diri dari organisasi PSHT dengan skenario alasan yang berbeda. Kamu bisa memodifikasinya sesuai dengan kondisimu.
Contoh 1: Alasan Umum (Kesibukan Pribadi)¶
[Kota], [Tanggal]
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Ketua Ranting [Nama Ranting] PSHT
di Tempat
Perihal: Surat Pengunduran Diri Anggota
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : [Nama Lengkap]
No. Anggota/KTP : [Nomor Anggota PSHT atau Nomor KTP, jika perlu]
Alamat : [Alamat Tinggal]
Jabatan/Tingkat : [Sebutkan jika punya jabatan struktural atau tingkat keanggotaan khusus, misal: Warga Tingkat I]
Dengan ini, saya menyatakan secara resmi mengundurkan diri dari keanggotaan aktif dalam Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting [Nama Ranting] Cabang [Nama Cabang] terhitung sejak tanggal surat ini dibuat.
Keputusan ini saya ambil karena adanya kesibukan pribadi dan tuntutan pekerjaan/pendidikan yang saat ini memerlukan perhatian penuh, sehingga saya merasa tidak dapat lagi berkontribusi secara optimal dalam kegiatan organisasi sebagaimana mestinya.
Saya ingin menyampaikan **rasa terima kasih yang sebesar-besarnya** kepada seluruh pengurus, pelatih, dan *saudara-saudara* PSHT di Ranting [Nama Ranting] atas segala bimbingan, ilmu, pengalaman berharga, serta kebersamaan dan **persaudaraan** yang telah diberikan selama ini. Saya sangat menghargai setiap momen dan pelajaran yang didapat di PSHT.
Saya juga memohon maaf yang tulus apabila selama bergabung di PSHT, saya pernah melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, yang mungkin merugikan atau kurang berkenan di hati pengurus, pelatih, atau *saudara-saudara* semua.
Meskipun tidak lagi aktif secara organisasi, saya berharap tali **persaudaraan** yang sudah terjalin tetap terjaga. Saya juga mendoakan semoga PSHT Ranting [Nama Ranting] dan Cabang [Nama Cabang] senantiasa diberi kemajuan, kekuatan, dan terus berjaya mencetak insan-insan berbudi luhur.
Atas perhatian Bapak/Ibu dan *saudara-saudara* sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Tanda Tangan)
[Nama Lengkap]
Contoh 2: Alasan Pindah Domisili¶
[Kota Asal], [Tanggal]
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Ketua [Sebutkan tingkat, misal: Ranting, Cabang, Komisariat] PSHT [Nama Ranting/Cabang/Komisariat Asal]
di Tempat
Perihal: Permohonan Pengunduran Diri Anggota (Pindah Domisili)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah salah satu anggota Persaudaraan Setia Hati Terate:
Nama : [Nama Lengkap]
No. Anggota/KTP : [Nomor Anggota PSHT atau Nomor KTP]
Jabatan (jika ada) : [Jabatan dalam struktur organisasi, jika ada]
Tingkat Warga : [Tingkat Warga, misal: Tingkat I]
Melalui surat ini, saya memberitahukan dan mengajukan permohonan pengunduran diri dari keanggotaan aktif PSHT [Sebutkan tingkat dan nama, misal: Ranting, Cabang, Komisariat Asal] terhitung sejak tanggal [Tanggal Efektif Pengunduran Diri, bisa tanggal surat atau tanggal tertentu].
Keputusan ini saya ambil dikarenakan saya dan keluarga akan segera pindah domisili secara permanen ke [Kota/Wilayah Tujuan Pindah], sehingga secara geografis akan sulit bagi saya untuk tetap aktif mengikuti kegiatan di [Nama Ranting/Cabang/Komisariat Asal].
Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas *ilmu*, bimbingan, serta seluruh pengalaman dan **persaudaraan** yang tulus dari Bapak/Ibu Pengurus, para Pelatih, dan seluruh *saudara-saudara* di PSHT [Nama Ranting/Cabang/Komisariat Asal]. Semua itu akan selalu menjadi bekal berharga bagi saya.
Saya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan yang mungkin pernah saya lakukan selama menjadi bagian dari keluarga besar PSHT di sini.
Saya berharap silaturahmi dan tali **persaudaraan** di antara kita tetap terjaga meskipun saya tidak lagi berada di wilayah ini. Semoga PSHT [Nama Ranting/Cabang/Komisariat Asal] semakin maju dan berkembang.
Atas perhatian dan pengertian Bapak/Ibu serta *saudara-saudara* sekalian, saya sampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hormat saya,
(Tanda Tangan)
[Nama Lengkap]
Contoh 3: Versi Lebih Ringkas¶
[Kota], [Tanggal]
Kepada Yth.
Pengurus PSHT Cabang [Nama Cabang]
di Tempat
Perihal: Pemberitahuan Pengunduran Diri
Dengan hormat,
Saya yang bernama [Nama Lengkap], No. Anggota [Nomor Anggota PSHT, jika ada], dengan ini menyampaikan pengunduran diri saya sebagai anggota Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang [Nama Cabang].
Pengunduran diri ini efektif terhitung mulai tanggal [Tanggal Efektif]. Alasan pengunduran diri saya adalah karena **kondisi pribadi** yang tidak memungkinkan saya untuk aktif sepenuhnya saat ini.
Saya mengucapkan **terima kasih** atas kesempatan yang diberikan dan *ilmu* serta **persaudaraan** yang telah saya peroleh. Saya memohon maaf atas segala kesalahan selama saya bergabung.
Saya berharap PSHT Cabang [Nama Cabang] terus berkembang dan mencapai tujuan organisasi.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Tanda Tangan)
[Nama Lengkap]
Setiap contoh di atas bisa kamu sesuaikan. Ingat, yang paling penting adalah isi suratmu jelas, sopan, dan mencerminkan rasa hormat serta terima kasih.
Pertimbangan Sebelum Mengundurkan Diri dari PSHT¶
Mengundurkan diri dari organisasi seperti PSHT, yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan, butuh pertimbangan matang. Ini bukan sekadar keluar dari kegiatan rutin, tapi bisa jadi ada implikasi terhadap status keanggotaan “Warga” yang sudah didapat.
1. Alasan yang Kuat¶
Apakah alasanmu benar-benar mendesak dan tidak bisa ditolerir lagi? Pertimbangkan apakah ada solusi lain selain mengundurkan diri total. Misalnya, apakah mungkin mengambil cuti sementara dari kegiatan? Diskusikan dulu dengan pihak terkait di organisasimu.
2. Konsekuensi Terhadap Status Keanggotaan¶
Penting untuk mengetahui apa implikasi pengunduran diri terhadap statusmu sebagai “Warga” PSHT. Di beberapa kasus, mengundurkan diri secara organisasi bisa berarti melepas status keanggotaan aktif. Pastikan kamu memahami konsekuensi ini dan sudah siap menerimanya.
3. Sudah Berkomunikasi Langsung?¶
Seperti disinggung sebelumnya, sebaiknya niat pengunduran diri ini sudah dikomunikasikan secara lisan kepada pengurus yang relevan sebelum surat resmi dibuat dan diserahkan. Ini adalah bentuk etika dan memudahkan transisi.
4. Dampak Pada Hubungan Persaudaraan¶
Meskipun sudah tidak aktif, ikatan persaudaraan diharapkan tetap terjaga. Pastikan proses pengunduran dirimu tidak merusak silaturahmi yang sudah terjalin. Surat yang sopan dan perpisahan yang baik adalah kuncinya.
Fakta Menarik Seputar PSHT dan Keanggotaan¶
PSHT atau Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi beladiri yang sangat besar dan punya sejarah panjang di Indonesia. Didirikan oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo pada tahun 1922, PSHT tidak hanya mengajarkan pencak silat, tapi juga menanamkan nilai-nilai budi luhur. Keanggotaan di PSHT punya tingkatan, mulai dari siswa sampai menjadi “Warga” yang disahkan. Proses menjadi Warga ini sakral dan penuh perjuangan.
Ikatan persaudaraan antar anggota (“Warga”) sangat ditekankan dalam ajaran PSHT. Oleh karena itu, keputusan untuk mengundurkan diri dari organisasi seringkali melibatkan pertimbangan yang mendalam terkait nilai-nilai ini. Meskipun surat pengunduran diri adalah aspek administrasi, ia juga menjadi simbol bagaimana seseorang menghargai perjalanan dan ikatan yang sudah dibangun dalam organisasi tersebut. Surat ini menunjukkan kedewasaan seseorang dalam mengelola hubungan dan komitmen, bahkan ketika harus membuat keputusan sulit.
Penutup¶
Menulis surat pengunduran diri dari organisasi sekelas PSHT adalah langkah penting yang membutuhkan pertimbangan dan cara penyampaian yang tepat. Ini bukan hanya sekadar formalitas, tapi juga bentuk penghargaan, etika, dan upaya menjaga tali persaudaraan yang sudah terjalin. Dengan mengikuti panduan dan contoh di atas, diharapkan kamu bisa membuat surat yang profesional, sopan, dan mencerminkan budi luhur yang diajarkan. Ingat, perpisahan yang baik akan dikenang dengan baik pula.
Punya pengalaman atau tips lain terkait penulisan surat pengunduran diri dari organisasi? Atau ada pertanyaan seputar contoh yang diberikan? Yuk, komentar di bawah! Bagikan pengalamanmu agar bisa jadi pelajaran berharga bagi saudara-saudara PSHT lainnya.
Posting Komentar