Bikin Surat Buat Ortu? Intip Contoh Surat Tidak Resmi & Tips Menariknya!
Menulis surat untuk orang tua mungkin terasa seperti hal kuno di era digital ini, tapi percayalah, dampaknya bisa sangat besar dan menghangatkan hati. Surat tidak resmi, khususnya, menawarkan cara yang tulus dan personal untuk berkomunikasi. Ini bukan tentang urusan bisnis atau keperluan mendesak, melainkan cara menyampaikan perasaan, berbagi cerita, atau sekadar menunjukkan bahwa mereka selalu ada di pikiranmu.
Image just for illustration
Surat semacam ini sangat berbeda dengan surat formal yang punya aturan ketat. Di sini, kamu bebas menjadi dirimu sendiri, menggunakan bahasa sehari-hari, dan mengekspresikan apa pun yang ada di hati tanpa terbebani struktur atau format baku. Ini adalah ruang aman untuk berbagi apa saja dengan orang-orang yang paling mencintaimu.
Kenapa Menulis Surat Tidak Resmi untuk Orang Tua?¶
Ada banyak alasan bagus kenapa kamu sebaiknya meluangkan waktu untuk menulis surat tidak resmi kepada Ayah dan Ibu. Pertama, surat adalah cara yang indah untuk menghangatkan kembali hubungan. Di tengah kesibukan sehari-hari, kadang komunikasi hanya seputar hal-hal praktis. Surat memungkinkanmu menyelami percakapan yang lebih dalam dan personal.
Kedua, surat bisa menjadi sarana untuk menyampaikan perasaan yang sulit diungkapkan secara langsung. Mungkin kamu merasa canggung untuk mengatakan “terima kasih” atau “aku sayang kalian” tatap muka, tapi menuliskannya di atas kertas terasa lebih mudah dan private. Teks yang tertulis punya kekuatan tersendiri yang bisa direnungkan.
Ketiga, surat menjadi dokumentasi kenangan. Surat yang kamu tulis bisa disimpan oleh orang tuamu dan dibaca lagi di masa depan. Bayangkan betapa berharganya surat itu beberapa tahun kemudian, menjadi bukti nyata dari kasih sayang dan perjalanan hidupmu.
Keempat, memberi kejutan yang menyenangkan. Di zaman email dan pesan instan, menerima surat tulisan tangan di kotak pos atau bahkan surat digital yang panjang dan tulus akan menjadi kejutan yang sangat berharga dan menunjukkan usaha ekstra dari pihakmu. Ini adalah cara sederhana namun efektif untuk membuat mereka merasa dihargai dan dicintai.
Ciri Khas Surat Tidak Resmi¶
Apa sih yang membedakan surat tidak resmi dengan surat formal? Ciri yang paling mencolok adalah bahasanya. Dalam surat tidak resmi, kamu bisa menggunakan bahasa sehari-hari yang santai, akrab, dan personal. Sapaan yang digunakan pun biasanya panggilan akrab, seperti “Mama Papa,” “Ayah Ibu,” “Papi Mami,” atau bahkan panggilan sayang lainnya.
Strukturnya juga sangat bebas. Tidak ada keharusan untuk mencantumkan tanggal di kanan atas (meskipun boleh saja), nomor surat, alamat lengkap penerima, atau salam pembuka yang kaku. Kamu bisa langsung memulai dengan sapaan hangat dan menanyakan kabar, lalu melompat ke inti cerita atau perasaan yang ingin kamu sampaikan. Kebebasan ini membuat proses menulis terasa lebih rileks dan mengalir.
Surat tidak resmi tidak memerlukan kop surat atau stempel. Ini adalah komunikasi personal antarindividu, bukan institusi. Kamu bisa menulisnya di kertas biasa, kertas HVS, atau bahkan kertas yang lucu dan berwarna-warni. Jika diketik, cukup menggunakan format dokumen biasa. Intinya, fokusnya adalah pada isi pesan, bukan pada formalitasnya.
Biasanya, surat tidak resmi ditujukan untuk orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga (orang tua, saudara), teman dekat, atau pasangan. Gaya bahasa yang digunakan mencerminkan tingkat keakraban hubungan tersebut. Untuk orang tua, tingkat keakrabannya tentu sangat tinggi, sehingga kamu bisa menggunakan gaya bahasa yang paling personal dan hangat.
Bagian-Bagian Surat Tidak Resmi (Opsional Tapi Umum)¶
Meskipun tidak sekaku surat formal, surat tidak resmi biasanya memiliki bagian-bagian umum yang membuatnya mudah dibaca dan dipahami. Bagian-bagian ini lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan keinginanmu.
Pembuka (Menyapa)¶
Ini adalah bagian awal surat di mana kamu menyapa orang tuamu. Gunakan panggilan yang biasa kamu gunakan sehari-hari. Setelah itu, kamu bisa menanyakan kabar mereka sebagai bentuk perhatian.
Contoh sapaan pembuka:
* “Halo Ayah dan Ibu,”
* “Assalamualaikum Mama Papa tersayang,”
* “Dear Papi Mami di rumah,”
* “Untuk Ibuku tercinta dan Ayahku tersayang,”
Setelah menyapa, kamu bisa melanjutkan dengan menanyakan kabar mereka.
* “Apa kabar Ayah Ibu di sana? Semoga sehat selalu ya.”
* “Gimana keadaan Mama Papa hari ini? Semoga baik-baik aja ya.”
* “Aku harap Papi Mami selalu dalam lindungan Tuhan dan nggak kurang suatu apa pun.”
Bagian pembuka ini berfungsi untuk menciptakan suasana hangat dan personal sejak awal.
Isi Surat¶
Ini adalah “daging” dari suratmu. Di sinilah kamu bisa berbagi cerita, menyampaikan perasaan, atau mengungkapkan apa pun yang ada di benakmu. Isi surat bisa sangat bervariasi tergantung tujuanmu menulisnya.
Kamu bisa menceritakan tentang dirimu: aktivitas harianmu, pekerjaan atau studimu, pengalaman menarik yang baru saja kamu alami, atau perasaanmu saat ini. Berbagi cerita akan membuat orang tuamu merasa dekat dan tahu apa yang terjadi dalam hidupmu, terutama jika kamu tinggal jauh dari mereka.
Selain itu, bagian isi adalah tempat yang tepat untuk mengucapkan terima kasih. Pikirkan hal-hal yang telah orang tuamu lakukan untukmu, baik itu pengorbanan besar maupun kebaikan kecil sehari-hari. Mengucapkan terima kasih secara spesifik akan membuat mereka merasa usahanya selama ini dihargai.
Jika kamu merasa ada kesalahan yang pernah kamu perbuat dan ingin meminta maaf, bagian isi juga bisa digunakan untuk permohonan maaf. Menyampaikan penyesalan dan janji untuk menjadi lebih baik melalui tulisan bisa terasa lebih khidmat dan tulus.
Yang paling penting, bagian isi adalah tempat untuk mengungkapkan rasa sayang dan rindu. Jangan ragu untuk menuliskan betapa kamu menyayangi mereka, betapa kamu merindukan masakan Ibu, atau betapa kamu kangen dengan nasihat Ayah. Ungkapan perasaan ini adalah inti dari surat tidak resmi untuk orang tua.
Terakhir, kamu bisa menyampaikan harapan atau doa untuk mereka. Mendoakan kesehatan, kebahagiaan, atau kelancaran urusan mereka akan menunjukkan kepedulianmu yang mendalam.
Penutup (Salam dan Nama Pengirim)¶
Bagian penutup menandai akhir dari suratmu. Kamu bisa mengakhirinya dengan salam penutup yang hangat dan personal, diikuti dengan namamu.
Contoh salam penutup:
* “Salam hangat,”
* “Peluk jauh dari sini,”
* “Dengan sayang,”
* “Sampai jumpa lagi,”
* “Doaku selalu menyertai,”
Setelah salam penutup, bubuhkan namamu. Kamu bisa menggunakan nama panggilan yang biasa mereka gunakan untukmu, atau nama lengkapmu.
* “Anakmu tersayang,” [Nama panggilan]
* “Yang selalu merindukan kalian,” [Nama Lengkap]
* “Dari anak bungsu kalian,” [Nama panggilan]
Bagian penutup ini mengunci pesan kasih sayang yang ingin kamu sampaikan.
Contoh Surat Tidak Resmi untuk Orang Tua dalam Berbagai Situasi¶
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh surat tidak resmi untuk orang tua dalam skenario yang berbeda. Ingat, ini hanya contoh, kamu bisa menyesuaikannya dengan gaya bahasamu sendiri dan detail pribadimu.
Contoh 1: Surat dari Anak Perantauan¶
Ini adalah situasi paling umum di mana surat menjadi sangat berarti. Anak yang tinggal jauh dari orang tua seringkali hanya berkomunikasi lewat telepon atau chat. Surat fisik atau surat digital yang panjang bisa menjadi pengobat rindu.
Assalamualaikum Mama Papa,
Apa kabar Mama Papa di rumah? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah ya. Aku di sini alhamdulillah sehat, meski kadang cuaca suka berubah-ubah bikin agak flu sedikit.
Aku mau cerita nih, minggu kemarin aku baru selesai project besar di kantor. Lumayan bikin pusing, tapi untungnya lancar dan dapat pujian dari atasan. Langsung teringat dulu waktu Papa selalu bilang, "Tekuni apa yang kamu kerjakan," hehe. Terus aku juga lagi coba resep baru masakan nih, kemarin coba bikin sop iga. Rasanya lumayan enak, tapi tetap nggak seenak masakan Mama, apalagi sambel terasinya! Wah, jadi kangen banget sama masakan rumah.
Aku juga mau ngucapin terima kasih banyak ya, Ma Pa, atas doa dan dukungan kalian selama ini. Rasanya nggak mungkin aku bisa sampai di titik ini tanpa doa restu dan pengorbanan Mama Papa. Aku tahu mungkin belum bisa membalas semuanya, tapi aku janji akan selalu berusaha bikin kalian bangga dan bahagia.
Semoga Mama Papa di sana nggak kesepian ya. Kalau ada apa-apa atau butuh sesuatu, jangan sungkan bilang aku ya. Kabari aku terus juga tentang keadaan di rumah.
Aku rindu banget sama suasana rumah, sama Mama Papa, sama adik-adik juga. Pengen rasanya cepat-cepat libur biar bisa pulang dan kumpul lagi. Doakan ya Ma, Pa, semoga semuanya lancar di sini.
Jaga kesehatan selalu ya, Ma Pa. Jangan lupa makan teratur dan istirahat yang cukup.
Peluk jauh dari [Nama Kota Perantauan].
Dengan sayang,
[Nama panggilanmu]
Surat ini mencakup kabar diri, cerita pengalaman, ungkapan terima kasih, rasa rindu, perhatian pada orang tua, dan doa. Gaya bahasanya santai dan personal.
Contoh 2: Surat Ucapan Terima Kasih (Misalnya Setelah Dibantu)¶
Kadang ada momen spesifik di mana orang tua sangat membantu kita. Menyampaikan terima kasih lewat surat terasa lebih tulus dan mendalam.
Halo Ayah Ibu,
Surat ini aku tulis khusus untuk ngucapin terima kasih banyak ya, atas bantuan Ayah sama Ibu kemarin waktu aku pindahan rumah. Wah, nggak kebayang deh kalau nggak ada Ayah yang bantuin angkat-angkat barang berat sama Ibu yang siapin makanan buat semua yang bantu.
Bantuan Ayah sama Ibu bener-bener berarti banget buat aku. Aku tahu pasti capek banget ya, apalagi Ayah sampai keringetan gitu ngangkatin lemari. Ibu juga pasti repot banget di dapur. Melihat Ayah Ibu rela capek demi aku tuh rasanya terharu banget. Aku jadi makin sadar betapa besarnya kasih sayang Ayah sama Ibu.
Terima kasih ya udah selalu ada buat aku, dalam kondisi senang maupun susah. Aku merasa sangat beruntung punya orang tua sebaik Ayah Ibu.
Semoga kebaikan Ayah Ibu dibalas sama Tuhan berkali-kali lipat. Jangan capek-capek ya, istirahat yang cukup setelah kemarin kerja keras.
Dengan penuh rasa terima kasih,
[Nama panggilanmu]
Surat ini fokus pada satu kejadian spesifik dan mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam beserta apresiasi terhadap usaha orang tua.
Contoh 3: Surat Permohonan Maaf¶
Meminta maaf secara langsung kadang sulit, apalagi jika melibatkan emosi. Surat bisa menjadi media yang baik untuk menyampaikan penyesalan dengan tenang dan tulus.
Mama, Papa,
Lewat surat ini aku mau minta maaf ya, atas kejadian [sebutkan kejadiannya secara singkat] kemarin. Aku sadar aku salah dan udah bikin Mama Papa kecewa/sedih. Aku benar-benar menyesal udah bersikap seperti itu.
Aku tahu mungkin kata maaf aja nggak cukup, tapi aku mau Mama Papa tahu kalau aku bener-bener nyesel. Aku nggak bermaksud [jelaskan sedikit, misal: menyakiti hati, membantah, dll]. Emosi aku lagi nggak stabil waktu itu, tapi itu bukan alasan untuk bersikap nggak sopan sama orang tua.
Aku janji akan berusaha untuk nggak mengulangi kesalahan ini lagi. Aku akan belajar lebih baik dalam mengelola emosi dan menghargai setiap perkataan Mama Papa.
Mohon maafkan aku ya, Ma Pa. Aku sayang banget sama kalian dan nggak mau hubungan kita jadi renggang gara-gara kesalahanku.
Dengan penyesalan yang tulus,
[Nama panggilanmu]
Surat ini menunjukkan ketulusan dalam meminta maaf, mengakui kesalahan, dan berjanji untuk berubah. Penting untuk spesifik menyebutkan kejadiannya dan mengungkapkan penyesalan yang tulus.
Contoh 4: Surat Hanya untuk Menyapa dan Mengabari¶
Surat tidak harus selalu tentang momen besar. Sekadar menyapa dan berbagi cerita harian pun sudah sangat berarti.
Halo Ayah, halo Ibu,
Aku cuma mau nyapa aja nih, kebetulan lagi ada waktu luang jadi kepikiran buat nulis surat. Gimana hari ini? Semoga lancar ya semua urusan di sana.
Aku mau cerita dikit nih, tadi pagi aku ketemu kucing lucu banget di jalan, bulunya orange, terus aku kasih makan dikit. Seneng liat dia makan lahap. Terus siang tadi aku makan siang di [sebutkan tempat atau masak apa], rasanya lumayan enak. Sore ini rencananya aku mau [rencana sore ini]. Ya gitu deh, nggak ada yang spesial banget sih, hehe.
Aku cuma pengen Mama Papa tahu aja kalau aku baik-baik di sini. Aku juga pengen tahu kabar Mama Papa. Udah minum vitamin hari ini? Jangan lupa ya.
Oh ya, ada acara TV seru nih kemarin aku tonton, mungkin Mama Papa suka juga? Judulnya [sebutkan judul]. Coba deh ditonton kalau ada waktu luang.
Udah dulu ya ceritanya. Semoga surat singkat ini bisa sedikit menghibur dan bikin Mama Papa tahu kalau aku selalu ingat kalian.
Salam sayang,
[Nama panggilanmu]
Surat ini menunjukkan perhatian dan keinginan untuk berbagi kehidupan sehari-hari, sekecil apapun itu. Ini menunjukkan bahwa komunikasi terjalin bukan hanya karena ada kebutuhan, tapi murni karena kasih sayang.
Contoh 5: Surat untuk Momen Spesial (Ulang Tahun, Hari Ibu/Ayah)¶
Momen spesial seperti ulang tahun atau Hari Ibu/Ayah adalah waktu yang tepat untuk mengirim surat berisi ungkapan cinta dan penghargaan.
Untuk Ibuku tersayang,
Selamat Hari Ibu ya, Ma! Aku tahu ucapan langsung udah sering, tapi aku pengen nulis surat juga biar terasa beda.
Mama, terima kasih ya untuk semuanya. Terima kasih udah melahirkan dan merawat aku dari kecil sampai sebesar ini. Terima kasih untuk setiap nasihatnya, setiap masakannya, setiap sabarnya menghadapi tingkah laku aku. Terima kasih udah jadi Ibu terbaik di dunia buat aku.
Aku masih ingat banget waktu [sebutkan kenangan spesifik, misal: Mama nemenin aku waktu sakit, Mama ngajarin aku masak pertama kali, dll]. Kenangan itu berharga banget buat aku dan selalu bikin aku sadar betapa beruntungnya aku punya Mama.
Di Hari Ibu ini, aku cuma bisa mendoakan Mama selalu sehat, bahagia, dan panjang umur. Semoga Allah membalas semua kebaikan Mama. Aku sayang banget sama Mama, lebih dari apapun.
Selamat Hari Ibu sekali lagi ya, Ma. Semoga Mama suka sama surat ini.
Dengan cinta yang tak terhingga,
[Nama panggilanmu]
Surat ini bisa diadaptasi untuk Hari Ayah atau ulang tahun orang tua. Fokusnya adalah mengenang momen indah, mengucapkan terima kasih atas peran mereka, dan menyampaikan doa serta cinta.
Image just for illustration
Tips Menulis Surat Tidak Resmi yang Menyentuh Hati¶
Menulis surat yang bisa membuat orang tuamu tersentuh tidaklah sulit. Kuncinya adalah ketulusan. Berikut beberapa tips yang bisa membantumu:
Tulus dan Jujur¶
Tulis apa yang benar-benar kamu rasakan. Jangan mengada-ada atau berusaha terdengar seperti orang lain. Orang tuamu mengenalmu lebih baik dari siapa pun, mereka akan tahu apakah suratmu tulus atau tidak. Ungkapkan perasaanmu apa adanya, baik itu rasa terima kasih, rindu, penyesalan, atau cerita bahagia.
Gunakan Bahasa Sehari-hari¶
Kamu tidak perlu menggunakan bahasa baku atau formal. Gunakan sapaan, kosakata, dan gaya bicara yang biasa kamu pakai saat berbicara langsung dengan orang tuamu. Ini akan membuat suratmu terasa personal dan akrab.
Tambahkan Detail Pribadi¶
Sisipkan detail-detail kecil yang personal dalam suratmu. Misalnya, sebutkan kenangan spesifik yang hanya kalian tahu, lelucon keluarga, nama hewan peliharaan di rumah, atau hal-hal lain yang relevan dengan hubunganmu dengan mereka. Detail ini membuat suratmu unik dan menunjukkan bahwa kamu benar-benar memikirkannya.
Tulis Tangan Jika Memungkinkan¶
Meskipun surat digital lebih praktis, surat tulisan tangan memiliki nilai emosional yang jauh lebih tinggi. Tulisan tanganmu, bahkan jika tidak rapi, memiliki sentuhan personal yang tidak bisa digantikan oleh font komputer. Proses menulisnya sendiri pun bisa menjadi perenungan yang terapeutik. Jika jarak memisahkan, surat tulisan tangan yang difoto atau di-scan juga bisa menjadi alternatif.
Baca Ulang Sebelum Dikirim¶
Setelah selesai menulis, luangkan waktu untuk membacanya kembali. Pastikan pesan yang ingin kamu sampaikan sudah jelas dan terasa pas di hati. Periksa juga apakah ada kesalahan eja atau tata bahasa yang mengganggu (meskipun untuk surat tidak resmi, ini tidak sekritis surat formal). Membaca ulang juga memberimu kesempatan untuk menambahkan sesuatu yang mungkin terlupakan.
Perbedaan Surat Formal vs. Informal (Tabel)¶
Untuk mempermudah pemahaman, berikut tabel singkat perbandingan antara surat formal dan surat tidak resmi:
Kriteria | Surat Formal | Surat Tidak Resmi |
---|---|---|
Tujuan | Komunikasi resmi (bisnis, kedinasan, dsb.) | Komunikasi personal (pribadi, kekeluargaan) |
Bahasa | Baku, lugas, efektif, resmi | Santai, akrab, sehari-hari, personal |
Struktur | Baku (kop surat, nomor, perihal, alamat, salam pembuka baku, isi, salam penutup baku, tanda tangan, nama terang) | Bebas (sapaan akrab, isi mengalir, penutup personal, nama panggilan) |
Penerima | Institusi, perusahaan, pejabat, orang yang belum/tidak dikenal akrab | Anggota keluarga, teman dekat, pasangan |
Contoh | Surat lamaran kerja, surat dinas, surat resmi organisasi | Surat pribadi untuk orang tua, surat cinta, surat untuk teman |
Tabel ini menunjukkan betapa santainya aturan dalam surat tidak resmi, memberikan ruang lebih untuk ekspresi personal.
Kekuatan Emosional Surat Tulisan Tangan¶
Ada sesuatu yang magis dari surat tulisan tangan. Saat menerima surat fisik, ada sensasi berbeda. Sentuhan kertasnya, bentuk tulisan tangan pengirim, bahkan mungkin aroma kertasnya – semua itu menciptakan pengalaman multisensori yang lebih dalam daripada membaca teks di layar.
Bagi orang tua, menerima surat tulisan tangan dari anaknya seringkali menjadi harta karun. Surat itu bukan sekadar informasi, melainkan wujud fisik dari kasih sayang. Mereka bisa memegang surat itu, merasakannya, dan menyimpannya sebagai kenang-kenangan berharga yang bisa dibaca berulang kali. Di era digital yang serba cepat dan efemeral, surat fisik terasa lebih permanen dan abadi.
Menulis dengan tangan juga melibatkan proses yang lebih lambat dan penuh perhatian dibandingkan mengetik. Setiap goresan pena terasa lebih disengaja dan personal. Ini menunjukkan usaha dan waktu yang kamu luangkan khusus untuk mereka, dan itulah yang membuat surat tulisan tangan begitu menyentuh.
Hindari Kesalahan Umum Saat Menulis Surat Ini¶
Meskipun surat tidak resmi sangat fleksibel, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu hindari agar pesanmu tersampaikan dengan baik dan tulus:
- Terlalu Panjang dan Bertele-tele: Meskipun tidak ada batasan kata, cobalah untuk fokus pada inti pesanmu. Jangan sampai suratmu jadi membosankan karena terlalu banyak detail yang tidak perlu atau alur cerita yang loncat-loncat.
- Fokus Hanya pada Masalah atau Permintaan: Surat untuk orang tua sebaiknya bukan hanya berisi keluhanmu atau permintaan bantuan finansial. Gunakan surat ini untuk menunjukkan perhatian, berbagi kebahagiaan, dan mengungkapkan rasa sayang, bukan hanya saat kamu butuh sesuatu.
- Bahasa yang Terlalu Kaku: Ingat, ini surat tidak resmi. Hindari menggunakan istilah-istilah formal atau kalimat yang terlalu baku seperti saat menulis surat dinas. Biarkan kepribadianmu terpancar melalui bahasa yang kamu gunakan.
- Salah Eja atau Tata Bahasa yang Parah (pada surat digital): Jika kamu mengetik suratnya, luangkan waktu untuk Proofread. Kesalahan yang terlalu banyak bisa mengurangi kenyamanan membaca. Namun, jika menulis tangan, sedikit coretan atau salah eja kecil tidak masalah, itu bagian dari keasliannya.
Menjaga Komunikasi Baik dengan Orang Tua Melalui Surat¶
Surat tidak resmi bisa menjadi jembatan komunikasi yang efektif, terutama jika kamu tinggal jauh dari orang tuamu. Di tengah kesibukan masing-masing, terkadang sulit menemukan waktu yang pas untuk telepon atau video call yang panjang. Menulis surat memungkinkanmu berbagi cerita dan perasaan tanpa harus sinkron secara waktu. Orang tuamu bisa membaca suratmu kapan saja mereka punya waktu luang dan suasana hati yang tenang.
Selain itu, surat bisa melengkapi bentuk komunikasi lainnya. Kamu tetap bisa menelepon atau chat untuk urusan sehari-hari, tapi surat bisa digunakan untuk berbagi hal-hal yang lebih dalam dan pribadi.
Jangan tunggu momen spesial atau ada masalah besar untuk menulis surat. Menulis surat secara berkala, meskipun singkat, menunjukkan bahwa kamu selalu memikirkan mereka. Ini adalah bentuk kasih sayang yang konsisten dan bisa memperkuat ikatan keluarga.
Mulai dari surat singkat berisi sapaan dan cerita harian, hingga surat panjang berisi curahan hati atau ucapan terima kasih mendalam, setiap kata yang kamu tulis untuk orang tua memiliki bobot emosional yang luar biasa. Jadi, kenapa tidak mencoba menulis surat tidak resmi hari ini? Siapkan pena dan kertas (atau buka aplikasi dokumenmu), dan biarkan hatimu berbicara.
Image just for illustration
Semoga contoh-contoh dan tips di atas bisa memberimu inspirasi untuk mulai menulis surat tidak resmi untuk orang tuamu. Mereka pasti akan sangat senang dan terharu menerimanya.
Apakah kamu punya pengalaman menulis surat untuk orang tua? Atau mungkin kamu punya tips lain yang ingin dibagikan? Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar di bawah ya!
Posting Komentar