Panduan Lengkap Contoh Surat Undangan Nikah & Cara Mengundang Rekan (Plus Contoh!)

Table of Contents

Dalam tradisi pernikahan di Indonesia, undangan bukan sekadar lembaran kertas atau pesan digital yang memberitahukan kapan dan di mana acara sakral dilangsungkan. Lebih dari itu, undangan adalah representasi dari keluarga yang berbahagia, cara menghormati tamu, dan juga media untuk berbagi kebahagiaan. Salah satu elemen yang sering ditemukan dan punya makna mendalam adalah bagian “turut mengundang”.

Apa Itu “Turut Mengundang” dalam Undangan Nikah?

Bagian “turut mengundang” adalah daftar nama-nama keluarga atau kerabat dekat dari kedua mempelai, selain nama orang tua, yang juga ikut mengundang para tamu. Fungsinya bukan hanya sekadar mencantumkan nama, tapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada anggota keluarga yang lebih tua atau mereka yang punya peran penting dalam keluarga. Kehadiran nama-nama ini menunjukkan bahwa pernikahan ini didukung dan dirayakan oleh seluruh keluarga besar, bukan hanya oleh mempelai dan orang tua mereka. Ini adalah tradisi yang kuat, terutama dalam budaya Timur yang sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan gotong royong.

Penggunaan “turut mengundang” juga bisa menjadi cara halus untuk memberitahukan kepada tamu bahwa pernikahan ini melibatkan pihak-pihak tertentu dalam keluarga besar. Kadang, daftar ini mencakup kakek-nenek, paman-bibi, atau bahkan kakak-adik kandung yang sudah berkeluarga. Penempatannya biasanya di bagian akhir undangan, sebelum informasi peta lokasi atau resepsi. Memilih siapa saja yang dicantumkan dalam daftar ini seringkali merupakan diskusi keluarga, mengingat pentingnya peran mereka.

Mengapa Bagian “Turut Mengundang” Penting?

Pentingnya bagian ini terletak pada nilai sosial dan budayanya. Mencantumkan nama anggota keluarga yang dihormati di undangan adalah bentuk pengakuan atas peran dan dukungan mereka. Ini juga bisa membantu tamu undangan, terutama yang mungkin lebih mengenal anggota keluarga lain daripada kedua mempelai secara langsung, untuk merasa lebih terhubung dan diundang secara personal. Bayangkan seorang teman lama orang tua Anda yang mungkin kurang familiar dengan Anda, namun saat melihat nama orang tua dan paman/bibi Anda di daftar turut mengundang, ia merasa lebih sah dan senang untuk hadir.

Selain itu, dalam beberapa keluarga besar, mencantumkan nama-nama tertentu adalah keharusan sebagai bentuk sopan santun dan penghormatan kepada silsilah keluarga. Melewatkan nama seseorang yang seharusnya dicantumkan bisa dianggap kurang etis atau bahkan menyinggung. Oleh karena itu, proses penentuan daftar ini seringkali melibatkan konsultasi dengan orang tua dan kerabat yang lebih tua untuk memastikan tidak ada yang terlupakan dan penulisan namanya sudah benar sesuai keinginan atau kebiasaan keluarga. Ini menunjukkan betapa rumit namun pentingnya detail ini dalam sebuah undangan.

Struktur Dasar Undangan Nikah dan Posisi “Turut Mengundang”

Undangan nikah, baik fisik maupun digital, umumnya memiliki struktur yang cukup standar. Meskipun desain dan format bisa sangat bervariasi, elemen-elemen utamanya biasanya meliputi:

  1. Pembukaan/Kalimat Pengantar: Biasanya berupa salam atau permohonan kehadiran.
  2. Informasi Mempelai: Nama lengkap kedua mempelai (kadang beserta gelar atau nama panggilan).
  3. Nama Orang Tua Mempelai: Dicantumkan sebagai pihak yang mengadakan atau menikahkan.
  4. Informasi Acara: Tanggal, waktu (akad nikah/pemberkatan dan resepsi), serta lokasi (alamat lengkap tempat acara).
  5. Ayat Suci/Kutipan: Seringkali ada kutipan dari Al-Qur’an, Alkitab, atau kata-kata mutiara tentang pernikahan.
  6. Informasi Tambahan: Peta lokasi, informasi dress code (jika ada), kontak person, dll.
  7. Turut Mengundang: Daftar nama-nama kerabat selain orang tua.
  8. Penutup/Ucapan Terima Kasih: Dari kedua mempelai dan keluarga.

Bagian “Turut Mengundang” biasanya diletakkan di bagian bawah, sebelum penutup. Posisinya ini menunjukkan bahwa mereka adalah tambahan dari pihak penyelenggara utama (mempelai dan orang tua), namun peran mereka tetap signifikan dalam memperkuat ikatan kekeluargaan yang mengundang. Penempatan ini juga memastikan bahwa informasi utama mengenai acara tetap menjadi fokus utama undangan, sementara daftar “turut mengundang” menjadi pelengkap yang penting.

contoh surat undangan nikah
Image just for illustration

Contoh Surat Undangan Nikah dengan Bagian “Turut Mengundang” (Template Dasar)

Berikut adalah contoh template dasar undangan nikah yang mencakup bagian “Turut Mengundang”. Anda bisa menyesuaikannya dengan gaya bahasa dan detail acara Anda.


Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i [Nama Tamu]
di [Alamat Tamu atau Tempat]

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memohon Rahmat dan Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
kami bermaksud mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i dalam acara pernikahan putra-putri kami:

Putra dari
Bapak [Nama Ayah Mempelai Pria] & Ibu [Nama Ibu Mempelai Pria]
[Nama Lengkap Mempelai Pria]
dengan

Putri dari
Bapak [Nama Ayah Mempelai Wanita] & Ibu [Nama Ibu Mempelai Wanita]
[Nama Lengkap Mempelai Wanita]

Yang insya Allah akan diselenggarakan pada:

Akad Nikah
Hari, Tanggal: [Hari, Tanggal Akad Nikah]
Pukul: [Waktu Akad Nikah]
Tempat: [Lokasi Akad Nikah Lengkap]

Resepsi Pernikahan
Hari, Tanggal: [Hari, Tanggal Resepsi]
Pukul: [Waktu Resepsi]
Tempat: [Lokasi Resepsi Lengkap]

Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir untuk memberikan doa restu.

Atas kehadiran dan doa restunya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat kami,
Keluarga Mempelai Pria
Keluarga Mempelai Wanita

Turut Mengundang:
1. Bapak H. [Nama Paman] & Ibu Hj. [Nama Bibi] beserta keluarga
2. Bapak [Nama Kakek] & Ibu [Nama Nenek]
3. Bapak [Nama Om] & Ibu [Nama Tante]
4. [Daftar nama lain yang relevan, bisa individu atau perwakilan keluarga]


Dalam contoh di atas, bagian “Turut Mengundang” dicetak tebal untuk menyorot posisinya. Anda bisa menggunakan format normal, miring (italic), atau kombinasi tergantung desain undangan Anda. Yang penting adalah kejelasan dan keterbacaannya. Pastikan semua nama yang dicantumkan sudah dikonfirmasi penulisannya, termasuk gelar (Haji/Hajjah, Prof., Dr., dll.) jika memang ingin digunakan.

Variasi Penulisan “Turut Mengundang” dan Siapa Saja yang Biasanya Dicantumkan

Ada beberapa cara untuk menulis frasa “Turut Mengundang” serta variasi dalam daftar nama yang dicantumkan. Pemilihan gaya ini biasanya dipengaruhi oleh adat keluarga, tingkat formalitas acara, dan jumlah orang yang ingin dicantumkan.

  1. Frasa Klasik: “Turut Mengundang” atau “Turut berbahagia dan mengundang” adalah yang paling umum digunakan. Frasa ini ringkas dan langsung pada intinya.
  2. Frasa Representatif: Jika daftar keluarga yang ingin dicantumkan sangat banyak, kadang digunakan frasa seperti “Beserta Keluarga Besar” setelah mencantumkan nama perwakilan keluarga. Contoh: “Bapak H. Ahmad & Ibu Hj. Fatimah Beserta Keluarga Besar”. Ini cara untuk menghormati seluruh rumpun keluarga tanpa harus mencantumkan nama satu per satu.
  3. Frasa Formal: “Dengan hormat kami mengundang…” bisa diletakkan di awal daftar nama, atau bahkan menggantikan frasa “Turut Mengundang”. Contoh: “Dengan hormat kami mengundang Bapak/Ibu [Nama Kerabat] beserta keluarga”.

Siapa saja yang biasanya dicantumkan dalam daftar ini?

  • Kakek dan Nenek: Ini adalah yang paling umum, sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada generasi di atas orang tua.
  • Paman dan Bibi (dari kedua belah pihak): Terutama jika mereka memiliki peran dekat atau penting dalam keluarga, atau jika mereka adalah tetua di lingkungan keluarga besar.
  • Kakak dan Adik Kandung (yang sudah berkeluarga): Kadang dicantumkan, terutama jika mereka sudah mapan dan dianggap mewakili keluarga.
  • Tokoh Masyarakat/Agama yang Dihormati Keluarga: Dalam beberapa kasus, terutama jika mereka sangat dekat, nama tokoh agama atau tokoh masyarakat bisa dicantumkan sebagai bentuk penghormatan, meskipun ini lebih jarang.
  • Perwakilan Rumpun Keluarga Besar: Jika keluarga sangat besar, kadang dicantumkan nama perwakilan dari setiap cabang keluarga (misalnya, wakil dari keturunan anak pertama kakek-nenek, anak kedua, dst.).

Tips: Diskusi dengan orang tua sangat penting untuk menentukan daftar ini. Tanyakan siapa saja yang wajib dicantumkan menurut adat atau keinginan keluarga. Pastikan tidak ada yang terlewat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau perasaan tidak dihormati.

undangan nikah keluarga besar
Image just for illustration

Tips Menulis Bagian “Turut Mengundang” dengan Benar

Menulis daftar “turut mengundang” mungkin terlihat sepele, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hasilnya rapi, sopan, dan sesuai harapan keluarga:

  1. Akruasi Nama dan Gelar: Ini sangat krusial. Pastikan ejaan nama, gelar (H./Hj., Prof., Dr., Ir., dll.), dan singkatan sudah benar dan konsisten. Kesalahan penulisan nama bisa dianggap tidak sopan. Jika ragu, konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan atau keluarga terdekat mereka.
  2. Urutan Nama: Umumnya, nama dicantumkan berdasarkan urutan generasi (dari yang paling tua: kakek-nenek, lalu paman-bibi, dst.) atau berdasarkan senioritas usia dalam satu generasi. Namun, urutan ini bisa sangat bervariasi tergantung kesepakatan keluarga. Ada juga yang mengurutkan berdasarkan “pihak” (keluarga mempelai pria dulu, lalu mempelai wanita).
  3. Format Penulisan: Konsisten dalam menggunakan format. Apakah menggunakan “Bapak dan Ibu”, “Bp. & Ibu”, atau hanya nama? Apakah menyertakan nama marga atau tidak? Apakah menggunakan “beserta keluarga” atau “dan keluarga”? Pilih satu format dan terapkan untuk semua nama dalam daftar.
  4. Jumlah Nama: Usahakan daftar tidak terlalu panjang hingga memenuhi setengah halaman undangan. Jika daftarnya sangat panjang, pertimbangkan untuk mencantumkan hanya perwakilan dari setiap cabang keluarga atau menggunakan frasa “Beserta Keluarga Besar” setelah nama perwakilan. Undangan yang terlalu penuh dengan daftar nama bisa jadi kurang nyaman dibaca.
  5. Konsultasi: Sebelum mencetak undangan dalam jumlah besar, tunjukkan draf desain dan daftar “turut mengundang” kepada orang tua dan beberapa perwakilan keluarga inti yang namanya dicantumkan. Mintalah feedback mereka. Ini mencegah kesalahan dan memastikan semua pihak merasa terwakili dengan baik.
  6. Keterbacaan: Gunakan ukuran font dan gaya font yang mudah dibaca untuk bagian ini. Meskipun letaknya di bawah, ia tetap merupakan bagian penting dari undangan. Hindari font yang terlalu kecil atau terlalu dekoratif sehingga sulit dibaca, terutama oleh kerabat yang lebih tua.

Fakta Menarik Seputar Undangan Nikah dan “Turut Mengundang”

Tradisi undangan nikah, termasuk penyebutan nama-nama kerabat, memiliki akar budaya yang dalam dan telah berevolusi seiring waktu.

  • Sejarah Undangan: Undangan pernikahan formal pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-16, dicetak menggunakan teknik ukir pelat tembaga. Saat itu, hanya kaum bangsawan yang mampu mencetak undangan. Di Indonesia, tradisi ini mungkin masuk bersama pengaruh kolonial atau melalui perdagangan, kemudian berasimilasi dengan adat lokal yang menghargai kekeluargaan.
  • Makna Nama dalam Undangan: Mencantumkan nama-nama kerabat, terutama yang dituakan, adalah cerminan budaya komunal yang kuat di banyak daerah di Indonesia. Pernikahan bukan hanya penyatuan dua individu, tetapi juga penyatuan dua keluarga besar, atau bahkan dua marga/suku. Nama-nama yang dicantumkan melambangkan jaringan sosial dan dukungan yang melingkupi pernikahan tersebut.
  • Evolusi Digital: Dengan kemajuan teknologi, undangan digital (e-invitation) semakin populer. Bagaimana bagian “turut mengundang” ditampilkan dalam format digital? Beberapa memilih untuk tetap menampilkannya dalam bentuk daftar teks di bagian bawah. Yang lain membuat bagian khusus yang bisa digulir (scrollable) atau bahkan tautan ke halaman silsilah keluarga yang lebih lengkap jika memang diinginkan, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan undangan fisik.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Saat menyiapkan bagian “turut mengundang”, beberapa kesalahan sering terjadi:

  • Typo: Kesalahan pengetikan nama atau gelar adalah yang paling sering terjadi dan paling fatal dampaknya. Selalu lakukan proofreading berulang kali, minta orang lain (terutama dari keluarga yang bersangkutan) untuk ikut mengecek.
  • Lupa Mencantumkan Nama Penting: Ini bisa terjadi jika proses penentuan daftar tidak melibatkan diskusi keluarga yang memadai. Seseorang yang dianggap penting atau dituakan oleh keluarga mungkin terlewat.
  • Urutan yang Keliru: Walaupun urutan bisa disepakati keluarga, menaruh nama yang lebih muda di atas nama yang lebih tua tanpa alasan yang jelas bisa dianggap kurang pas secara adat.
  • Penulisan Tidak Konsisten: Menggunakan format gelar atau singkatan yang berbeda-beda untuk orang-orang dalam daftar yang sama membuat undangan terlihat kurang profesional dan ceroboh.
  • Daftar Terlalu Panjang: Mencantumkan terlalu banyak nama hingga memenuhi halaman undangan bisa membuat desain jadi ramai dan informasi utama tenggelam. Ingat, undangan fisik punya batasan ruang.

Table: Contoh Variasi Penulisan Daftar “Turut Mengundang”

Berikut adalah tabel yang menunjukkan beberapa cara umum menulis daftar nama di bagian “turut mengundang”:

Frasa Pengantar “Turut Mengundang” Contoh Penulisan Nama Keterangan
Turut Mengundang: 1. Bapak H. Soleh & Ibu Hj. Aminah
2. Bapak dr. Budi Santoso, Sp.PD & Ibu drg. Rina
Langsung mendaftar nama per pasangan/individu, bisa dengan nomor urut.
Turut Berbahagia & Mengundang: - Kakek H. Abdullah & Nenek Hj. Siti
- Paman Joko Susilo & Bibi Endang Wahyuni
Menggunakan frasa yang lebih lengkap, bisa tanpa nomor urut, gaya lebih luwes.
Beserta Keluarga Besar: Bapak Ir. Cahyo Wicaksono & Ibu Dra. Dewi Lestari Beserta Keluarga Besar Mencantumkan nama perwakilan (biasanya dari cabang keluarga) diikuti frasa “beserta keluarga besar” jika daftar sangat panjang.
Dengan Hormat Kami Mengundang: Bapak Rahmat Hidayat & Ibu Fitriani
Bapak dan Ibu Wibowo
Frasa yang lebih formal, bisa diletakkan di awal daftar. Penulisan nama bisa divariasikan.

Tabel ini menunjukkan fleksibilitas dalam penulisan, namun kuncinya tetap pada konsistensi dalam satu undangan.

Kesimpulan

Bagian “turut mengundang” dalam surat undangan nikah mungkin terlihat seperti detail kecil, tapi memiliki makna sosial dan budaya yang besar di Indonesia. Ia adalah cara untuk menghormati keluarga besar, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat ikatan kekeluargaan. Menulis bagian ini dengan teliti, akurat, dan penuh pertimbangan adalah bagian penting dari persiapan pernikahan yang sukses dan berkesan bagi semua pihak yang terlibat. Pastikan Anda berkomunikasi dengan keluarga untuk mendapatkan daftar nama yang tepat dan disepakati bersama.

Bagaimana pengalaman Anda saat menyiapkan atau menerima undangan nikah dengan bagian “turut mengundang”? Adakah variasi unik yang pernah Anda temui? Ceritakan di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar